AdabBimbingan IslamQuote Ringan

Antara Masjid dan Pasar (Mall) di Bulan Ramadhan

Saudaraku

Kami mendengar berita sebagian kaum muslimin menjelang akhir Ramadhan justru lebih sering ke pasar (mall) daripada ke masjid.

Kami doakan semoga sebaliknya.

Saudaraku

Masjid tempat yang dicintai, sedangkan pasar (mall) adalah tempat yang dibenci.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا، وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا

Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar.

(HR. Muslim no. 671)

Hal ini bukan mutlak pasar dibenci sehingga tidak boleh sama sekali ke pasar, akan tetapi ini adalah umumnya.

Ibnu Batthal menjelaskan:

“هَذَا إِنَّمَا خَرَجَ عَلَى الْأَغْلَبِ؛ لِأَنَّ الْمَسَاجِدَ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ تَعَالَى، وَالْأَسْوَاقَ قَدْ غَلَبَ عَلَيْهَا اللَّغَطُ وَاللَّهْوُ وَالِاشْتِغَالُ بِجَمْعِ الْمَالِ، وَالْكَلَبُ عَلَى الدُّنْيَا مِنَ الْوَجْهِ الْمُبَاحِ وَغَيْرِهِ، وَأَمَّا إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ فِي السُّوقِ فَهُوَ مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ”

Hal ini adalah mayoritasnya (umumnya), karena masjid disebutkan nama Allah sedangkan pasar-pasar umumnya tempat keributan, kelalaian dan kesibukan dengan mengumpulkan harta. (Terlalu) sibuk/lalai dengan dunia dengan urusan yang mubah. Adapun jika menyebut/mengingat Allah di pasar, maka ini adalah amal yang afdhal.

(Syarh Shahih Al-Bukhari 6/249)

Jadi ke pasar boleh saja, asalkan ada keperluan semisal pedagang dan orang yang membeli kebutuhan mereka.

Bukan hanya jalan-jalan yang tidak ada tujuan dan membuang-buang waktu yang berharga.

Di pasar (mall) juga sangat rentan bercampur laki-laki dan perempuan serta bisa jadi sangat sulit menjaga pandangan:

  • Laki-laki bisa jadi melihat aurat wanita yang membangkitkan syahwat. Membuat suami tidak bersyukur dengan istrinya serta membuat kebingungan (yang sangat) bagi para jomblo harus menahan syahwat tak tersalurkan (semoga dimudahkan segera menikah).

  • Wanita yang sulit menjaga pandangan terhadap benda-benda dan perhiasan yang bagus sehingga bisa jadi menghabiskan uang yang banyak. Terutama jika ada diskon (bisa jadi sedang tidak butuh, tapi karena ada diskon jadi beli). Bisa jadi juga merasa kurang bersyukur dengan rezeki yang ada karena melihat benda-benda dan perhiasan yang bagus terus.

Al-Qurthubi menjelaskan keadaan pasar di zamannya, beliau berkata:

وقال القرطبي رحمه الله:

“فِي هَذِهِ الْأَحَادِيثِ مَا يَدُلُّ عَلَى كَرَاهَةِ دُخُولِ الْأَسْوَاقِ، لَا سِيَّمَا فِي هَذِهِ الْأَزْمَانِ الَّتِي يُخَالِطُ فِيهَا الرِّجَالُ النِّسْوَانَ، وَهَكَذَا قَالَ عُلَمَاؤُنَا، لِمَا كَثُرَ الْبَاطِلُ فِي الْأَسْوَاقِ وَظَهَرَتْ فِيهَا الْمُنَاكَرُ”

Hadits-hadits ini menunjukkan makruhnya memasuki pasar (tanpa keperluan). Lebih-lebih di zaman ini, di mana bercampur laki-laki dan perempuan. Demikianlah yang dijelaskan ulama kita tatkala banyaknya hal batil di pasar-pasar dan adanya kemungkaran-kemungkaran di dalamnya.

(Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an 13/16)

Maka bagaimana dengan pasar (mall) di zaman kita sekarang?

Catatan dan Solusi:

  1. Hendaknya tidak perlu sering-sering ke pasar jika tanpa keperluan.

  2. Di bulan Ramadhan maksimalkan untuk ibadah, di zaman ini sangat mudah agar meminimalkan ke pasar (mall) semisal membeli (memborong) persediaan dan ditaruh di kulkas, atau bisa juga dengan menitipkan, membeli online untuk baju atau kue-kue, dll.

  3. Bukan ke pasar (mall) yang kami soroti semata, akan tetapi sangat sering dan suka ke pasar (mall), akan tetapi tidak pernah atau sangat jarang i’tikaf atau ibadah di masjid di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.

Demikian, semoga bermanfaat.

@ Masjid MPD, Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel: www.muslimafiyah.com

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button