Wasiat Menyumbangkan (Kornea) Mata Setelah Meninggal
Pertanyaan:
السؤال : هل يجوز للمسلمين أن يتبرعوا بعيونهم بعد الموت ؟؟؟
Apakah boleh bagi kaum muslimin (mewasiatkan) menyumbangkan (kornea) mata mereka setelah meninggal?
الجواب : ( الحمد لله ، قرر مجلس هيئة كبار العلماء ما يلي :
أولا : جواز نقل قرنية عين من إنسان بعد التأكد من موته وزرعها في عين إنسان مسلم مضطر إليه ، وغلب على الظن نجاح عملية زرعها ما لم يمنع أولياؤه ( يعني أولياء الميت ) ، وذلك بناء على قاعدة تحقيق أعلى المصلحتين وارتكاب أخف الضررين ، وإيثار مصلحة الحي على مصلحة الميت ، فإنه يرجى للحي الإبصار بعد عدمه والانتفاع في نفسه ونفع الأمة به ، ولا يفوت على الميت الذي أخذت قرنية عينه شيء ، فإن عينه إلى الدمار والتحول إلى رفات ، وليس في أخذ قرنية عينه مثلة ظاهرة ( أي تمثيل به ) ، فإن عينه قد أغمضت ، وطبق جفناها أعلاهما على الأسفل .
ثانيا : جواز نقل قرنية سليمة من عين قرر طبيا نزعها من إنسان لتوقع خطر عليه من بقائها وزرعها في عين مسلم آخر مضطر إليها ، فإن نزعها إنما كان محافظة على صحة صاحبها أصالة ، ولا ضرر يلحقه من نقلها إلى غيره ، وفي زرعها في عين آخر منفعة له فكان ذلك مقتضى الشرع . وبالله التوفيق ) ( انظر كتاب فتاوى إسلامية ج/4 ص/414-415
Jawaban:
Majelis Haiah Kibar Ulama menetapkan sebagai berikut:
Pertama:
Boleh melakukan pemindahan kornea mata dari seseorang setelah dipastikan kematiannya. kemudian ditransplantasikan kepada seorang muslim yang membutuhkannya dan ada sangkaan kuat bahwa operasi ini berhasil serta tidak ada keberatan dari keluarga si mayit.Hal ini dibangun di atas kaidah merealisasikan maslahat yang lebih baik dan mafsadah yang paling ringan serta mendahulukan kepentingan yang hidup dari yang mati.
Apabila bisa diharapkan kembalinya penghilatan dan bisa dimanfaatkan serta bermanfaat bagi umat. Maka hendaknya janganlah si mayit kehilangan (mengalami kerusakan tubuh) karena diambil matanya. Tidak juga matanya menjadi rusak, tidak juga ketika mengambilnya memerlukan robekan yang banyak (seperti mencincang). Jika mata (karena diambil) menjadi tinggal satu (ada bekas lubang), maka kelopak mata yang bawah dan atas disatukan.
Kedua:
Boleh boleh memindahkan kornea mata yang masih bagus – telah ditetapkan secara kedokteran- yang mata ini diambil dari manusia untuk mengantisipasi bahaya karena masih adanya mata tersebut (misalnya mata sudah rusak karena infeksi berat, akan tetapi korneanya masuh bagus, jika matanya dibiarkan maka akan berbahaya, pent).
Kemudian mata ini ditransplantasikan ke mata seorang muslim yang membutuhkan. Karena mengambil mata tersebut dalam rangka menjaga kesehatan pemilik asalnya. Tidak ada bahaya yang timbul ketika mengambil (dari mata asal) dan mentransplantasikannya memberikan manfaat. Ini adalah tuntutan syariat.
Sumber: http://islamqa.info/ar/ref/21381
dr. Raehanul Bahraen, @Pogung Lor-Jogja
Artikel www.muslimafiyah.com