Faidah Ringkas

Pemimpin dan Rakyat Sama-Sama Perlu Introspeksi & Diperbaiki

[Rubrik: Faidah Ringkas]

“Pemimpin perlu diperbaiki dan dinasehati, rakyat juga perlu diperbaiki dan dinasehati, masing-masing ada cara dan metode menasehati yang sesuai dengan syariat.”

Dahulu ia seorang aktivis yang berteriak lantang memperjuangkan rakyat. Namun, setelah menjadi pejabat justru terjerat praktik korupsi. Dahulu ia bersih dan kritis, kini malah menjadi bagian dari sistem yang menzalimi. Dahulu ia masyarakat biasa, tetapi ketika diberi kekuasaan, ia berganti menindas masyarakat dengan bungkus kebijakan. Fenomena seperti ini tidak asing bagi kita.

Namun sejatinya, masalah ini tidak hanya terjadi di lingkaran elit. Jika kita mau jujur, praktik korupsi juga marak di kalangan masyarakat biasa. Ada “korupsi kecil-kecilan” seperti uang parkir yang tidak dikembalikan, manipulasi biaya perjalanan dinas, korupsi waktu kerja, uang arisan yang diselewengkan, atau memalsukan kuitansi. Semua ini bentuk penyimpangan sesuai kadar kemampuan masing-masing. Maka, ketika mentalitas seperti ini naik ke kursi pejabat, ia hanya melanjutkan kebiasaan lamanya dalam skala yang lebih besar.

Begitu pula dalam lingkup keluarga dan lingkungan sekitar. Pernah ada kejadian nyata, seseorang keras mencela kepemimpinan negeri, padahal dirinya sendiri gagal menjadi pemimpin bagi keluarganya. Ia malas bekerja, melakukan kekerasan dalam rumah tangga, selingkuh, bahkan mabuk. Bagaimana mungkin seseorang yang tidak mampu memimpin keluarganya, layak mengeluhkan kepemimpinan di tingkat negara?

Benarlah apa yang sering dikatakan para ulama, “Pemimpin itu adalah cerminan rakyatnya.” Mengapa demikian? Karena pemimpin pada dasarnya lahir dari rakyat. Jika rakyat rusak, maka pemimpin pun tak jauh berbeda. Allah Ta’ala berfirman,

وَكَذَٰلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zhalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.” (QS Al-An’am: 129)

Fakhruddin Ar-Razi menjelaskan dalam tafsirnya,

الآية تدل على أن الرعية متى كانوا ظالمين فالله – تعالى – يسلط عليهم ظالماً مثلهم، فإن أرادوا أن يتخلصوا من ذلك الأمير الظالم فليتركوا الظلم فيما بينهم

“Ayat ini menunjukkan bahwa apabila rakyat berbuat zhalim, maka Allah Ta‘ala akan menguasakan atas mereka seorang penguasa yang zhalim seperti mereka. Jika mereka ingin melepaskan diri dari penguasa zalim itu, hendaklah mereka meninggalkan kezhaliman di antara sesama mereka.” (Mafatihul Ghaib, 13/194)

Imam Ibnul Qayyim berkata,

وتأمل حكمته تعالى في ان جعل ملوك العباد وأمراءهم وولاتهم من جنس اعمالهم بل كأن أعمالهم ظهرت في صور ولاتهم وملوكهم فإن ساتقاموا استقامت ملوكهم وإن عدلوا عدلت عليهم وإن جاروا جارت ملوكهم وولاتهم

“Renungilah hikmah Allah Ta’ala yang telah memilih para raja, penguasa, dan pelindung umat manusia berdasarkan perbuatan rakyatnya. Bahkan seakan perbuatan rakyat tergambar dalam perilaku pemimpin dan penguasa mereka. Jika rakyat istiqamah dan lurus, maka akan lurus pula penguasa mereka. Jika rakyat adil, maka penguasa mereka pun adil. Namun jika rakyat berbuat zhalim, maka penguasa mereka juga akan berbuat zalim.” (Miftah Daris Sa’adah, 2/177)

Penjelasan ini menegaskan bahwa pemimpin adalah cerminan masyarakat. Maka tidak adil jika kita hanya menuding pemimpin tanpa introspeksi. Bukan berarti kesalahan pemimpin diabaikan, tetapi keduanya sama-sama perlu dibenahi: pemimpin berhak dinasihati, rakyat pun wajib diarahkan. Semuanya dengan cara yang bijak sesuai tuntunan syariat.

Perubahan besar selalu berawal dari perubahan diri. Mari kita mulai dari memperbaiki diri sendiri, membina keluarga, memperbaiki lingkungan terdekat, dan terus mendoakan kebaikan bagi bangsa. Semoga Allah menjadikan negeri kita makmur, penuh keberkahan, serta dianugerahi pemimpin dan rakyat yang berintegritas.

Artikel www.muslimafiyah.com
Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK.
(Alumnus Ma’had Al-Ilmi Yogyakarta)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button