Faidah Ringkas

Imam Mahdi yang Asli Justru Tidak Mengaku-Ngaku Sebagai Imam Mahdi

[Rubrik: Faidah Ringkas]

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمَهْدِىُّ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ يُصْلِحُهُ اللَّهُ فِى لَيْلَةٍ

“Al-Mahdi termasuk golongan kami, ahli bait, Allah memperbaikinya dalam semalam.” (HR. Ahmad no. 655, Ibnu Majah no. 4223, dishahihkan Ahmad Syakir dan dinilai Hasan oleh al-Albani).

Tentang maksud ‘Allah memperbaikinya dalam semalam’, Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,

أي يتوب الله عليه، ويوفقه ويلهمه، ويرشده بعد أن لم يكن كذلك

Artinya, Allah menerima taubatnya, memberikan taufiq dan ilham serta petunjuk untuknya, setelah sebelumnya dia tidak seperti itu. (an-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim, 1/55)

Dari hadits tersebut sebagian ulama mengambil kesimpulan bahwa Imam Mahdi tidak tahu kalau dirinya adalah Imam Mahdi yang dinantikan. Awalnya dia hanyalah lelaki shalih biasa yang berpegang teguh dengan agama lalu dalam semalam Allah memberinya petunjuk.

Abdurrazaq Al-Bithar dalam kitabnya, beliau menyatakan,

ويؤخذ من قوله صلى الله عليه وسلم في المهدي أنه يصلحه الله في ليلته أن المهدي لا يعلم بنفسه أنه المهدي المنتظر قبل وقت إرادة الله إظهاره، ويؤيد ذلك أن النبي صلى الله عليه وسلم وهو أشرف المخلوقات لم يعلم برسالته إلا وقت ظهور جبريل له بغار حراء

Dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang Al-Mahdi bahwa Allah memperbaikinya dalam semalam menunjukkan bahwa Al-Mahdi tidak tahu bahwa dirinnya itu Al-Mahdi yang dinantikan, sebelum waktu Allah menghendaki untuk mengeluarkanya di masyarakat. Kasus ini sejenis dengan apa yang dialami Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, makhluk paling mulia, beliau tidak tahu tentang risalah kenabiannya, hingga Jibril datang menemuinya di gua hira. (Hilyah Al-Basyar, 1/358)

Imam Mahdi muncul bukan atas kemauannya sendiri, melainkan karena adanya takdir Allah. Bahkan pemuda tersebut juga tidak menyadari kalau dirinya adalah Imam Mahdi. Berbeda dengan fenomena mengaku sebagai Imam Mahdi yang dilakukan oleh sebagian orang, bahkan ada pula yang modelnya dimana seorang anak yang baru lahir lantas diklaim sebagai Imam Mahdi oleh orang di sekitarnya. Fenomena tersebut tentu bertentangan dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di atas.

Artikel www.muslimafiyah.com (Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button