Bimbingan IslamKisahMuamalah

Pengorbanan Kesehatan Demi Ibadah Haji dan Kisah-Kisah Keajaiban

Memang luar biasa! kekuatan ibadah dan ruhiyah bisa mengalahkan segalanya. Kelezatan bermunajat dan kenikmatan berdoa kepada Allah bisa melupakan segala kegundahan dan penat dari aktifitas dunia yang fana. Begitu juga dengan penyakit dan rasa sakit di badan, bisa hilang dan tidak terasa sama sekali dengan ibadah kepada Allah Ta’ala.

Begitu juga selama ibadah haji dan umrah, betapa banyak kisah-kisah nyata dan kita bisa jumpai di setiap orang yang sudah menunaikan ibadah haji. Insya Allah dan pasti mereka ada cerita nyata yang mereka lihat langsung bahkan mereka alami, mengenai keajaiban terkait dengan kesehatan dan penyakit selama ibadah haji.

Berikut beberapa kisah tersebut:

1. Kisah nyata, ketika seorang yang akan menunaikan haji, berangkat dalam keadaan sakit, tetapi ia tetap memaksakan dirinya, di pesawat tiga penumpang terpaksa merelakan kursinya agar si sakit bisa berbaring karena tidak kuat duduk, maka tiga penumpang tersebut duduk di bawah. Sepertinya penyakitnya berat. Akan tetapi apa yang terjadi ketika sampai di kota Mekkah. Ia mulai terlihat sehat dan yang uniknya ketika sampai dan melihat Ka’bah, ia sepertinya tidak pernah sakit dan langsung tawaf serta sa’i (berjalan dan berlari-lari kecil).

2. Kisah yang kami alami sendiri yaitu di kafilah Haji kami ketika itu ada seorang kakek yang sudah sangat sepuh, badannya sudah bongkok dan kadang sering ling-lung. Kita mengambil kesimpulan kalau kakek ini harus benar-benar dijaga kesehatannya dan jangan sampai sendiri dan dilepas karena bisa hilang. Tetapi ternyata selama ibadah haji, kakek ini termasuk yang paling sehat, tidak pernah sakit berat kecuali hanya pilek ringan (semua juga pasti kena pilek). Termasuk yang paling semangat ketika melakukan manasik, yang lebih muda dari dia ada yang pingsan, ada yang kelelahan bahkan kakek ini kuat naik gunung Jabal Rahmah sampai puncaj dengan cepat. Kami berkesimpulan bahwa kakek ini sangat ikhlas dan tidak “macam-macam”, benar-benar niatnya untuk ibadah dan dimudahkan oleh Allah.

3. Kisah yang kami tangani di Padang Arafah, seorang nenek yang sudah sangat berumur mengalami demam tinggi dan dehidrasi. Sebelumnya ia memang sering batuk yang tidak sembuh-sembuh. Hanya berbaring saja dan lemah. Nenek tersebut sudah sangat sepuh. Kami melakukan pemeriksaan fisik dan saya menyimpulkan bahwa nenek ini harus segera dibawa ke rumah sakit, butuh infus karena tidak bisa makan dan minum juga. Jika tidak, ia tidak bisa melanjutkan perjalanan ibadah haji ke muzdalifah. Akan tetapi nenek tersebut tetap ingin melanjutkan ibadah haji. Kami hanya memberikan obat penurun panas dan menyarankan agar minum sari kurma secara perlahan sedikit demi sedikit tapi sering. Ketika sore menjelang akan berangkat ke muzdalifah, ternyata nenek tersebut sudah cukup fit dan bisa berjalan lagi bahkan melanjutkan aktifitas ibadah haji hingga selesai.

4. Di kafilah haji kami juga ada seorang tua yang sudah terkena stroke, sehingga selama haji harus dibawa menggunakan kursi roda dan harus memakai selang kateter untuk kencing. Selain itu, juga sudah agak tidak nyambung ketika berbicara. Ia diurus oleh anaknya yang sangat berbakti kepada ayahnya. Anaknya mengaku bahwa, selama haji ayahnya bisa lebih tenang tidak sebagaimana di rumah. Sehingga proses ibadah haji lebih mudah dilaksanakan

Cerita nyata seperti ini sudah banyak, mulai dari yang tadinya kakinya asam urat kambuh atau seorang nenek tua jompo yang jalan saja harus dipapah. Ternyata ketika akan melihat dan sudah melihat Ka’bah mereka kuat melakukan tawaf dan sa’i dengan total jarak berkilo-kilo dengan berdesak-desakan.

Keajaiban ini karena memang hati kaum muslimin akan selalu cenderung kepada ka’bah. Ini adalah doa yang dipanjatkan oleh nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Beliau berdoa,

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)

 

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menafsirkan,

 “Allah mewajibkan haji ke baitullah di mana Allah menempatkan anak keturunan nabi Ibrahim dan Allah menjadikannya suatu rahasia mengagumkan, memikat di hati. Yaitu orang berhaji (ke ka’bah) dan tidak ditunaikan terus menerus. Bahkan setiap kali seorang hamba pergi bolak-balik ke Ka’bah maka semakn bertambah kerinduannya, semakin besar kecintaannya dan kerinduannya. “[1]

Dalam kitab At-tafsir Al-Muyassar,

 “(Nabi Ibrahim berkata) Wahai Rabb sesungguhnya aku melakukan ini karena perintah-Mu, agar mereka menunaikan shalat sesuai dengan tuntunan-M. Jadikan hati sebagian mahkluk-Mu agar cenderung kepada ka’bah/Mekkah dan mencintainya.”[2]

Demikianlah, Ka’bah dijadikan oleh Allah menjadi tumpuan hati kaum muslimin. Hati manusia cenderung ke ka’bah dan jika sudah ke sana, maka hatinya selalu akan bertekad. Saya akan kembali lagi secepat mungkin ke Ka’bah.

Fairuz Abadi rahimahullah membawakan tafsir Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu,

“Maka jadikanlah hati sebagian manusia-,yaitu hati sebagian manusia, -cenderung kepada mereka- yaitu rindu dan menginginkan (pergi ke ka’bah/Mekkah) setiap tahun[3]

 

Kisah yang menyemangati anda

Kami menceritakan kisah-kisah nyata ini agar bisa menyemangati para jamaah haji yang akan berangkat. Mungkin ada yang mencemaskan kesehatannya. Khawatir nanti kalau-kalau penyakitnya kumat ketika ibadah haji, misalnya asam urat kambuh, penyakit maag kambuh. Maka hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan, tetap optimis dan berdoa kepada Allah agar memberikan kemudahan ketika melakukan ibadah haji. Tetap berdoa agar penyakit tidak kambuh atau bisa menghalangi ibadah haji.

Semoga kaum muslimin baik yang sehat atau yang sedang diuji dengan penyakit bisa dimudahkan untuk pergi menunaikan ibadah haji dan bisa melaksanakan manasik dan umrah dengan mudah dan tanpa halangan. Semoga daapat kembali ke tanah air dengan pahala haji dan umrah yang mabrur. Amin.

Semoga Allah memudahkan setiap muslim untuk mengunjungi rumah Allah.

@Gemawang, Yogyakarta tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

silahkan like fanspage FB , Follow facebook dan   follow twitter

 

[1] Taisir Karimir Rahmah, hal. 427

[2]At-Tafsir Al-Muyassar, hal 260

[3] Tanwirul Miqbas, hal. 214

Related Articles

6 Comments

  1. Ya Akhi Bolehkah Biaya Umroh Uangnya Dari Pinjamam Uang Pensiun Saya? Terima Kasih. Semoga Anda Dirahmati Allah.

  2. Aaamiin, dan semoga kita bisa berangkat umroh dan menjalankannya dengan sesuai ilmunya, sebab yang menjadikan sah tidaknya ibadah seseorang melainkan dengan ilmu.

  3. Ustadz, bagaimana hukumnya jika kita menunda pendaftaran haji (plus)sampai dengan tahun yg diperkirakan kita akan melaksanakan haji ketika cuaca di Makkah cukup bersahabat,dengan pertimbangan Rasulullah pernah menunda pelaksanaan shalat dhuhur ketika cuaca sangat terik.Mohon nasehatnya. jazaakallahu khoyron sebelumnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button