Kesehatan Islam

Tanggapan Terhadap Artikel Viral VERO CELL PADA VAKSIN SINOVAC COVID19

.

Beredar dan viral artikel tentang vaksin sinovac mengandung vero cell, yaitu media kultur virus dari ginjal monyet hijau afrika (African green monkey). Artikel viral tersebut menekankan bahwa vaksin sinovac mengandung vero cell dan hukumnya haram  tentu hal ini TIDAK BENAR

.

Berikut penjelasannya:

.

PERTAMA:

Faktanya vaksin sinovac TIDAK MENGANDUNG vero cell, karena vero cell itu adalah MEDIA KULTUR untuk media kembang & dan tumbuh virus tersebut. Kalau tidak ada media kultur, virusnya akan mati dan tidak bisa digunakan untuk pembuatan vaksin

.

Kami beri permisalan agar lebih mudah paham:

Pohon mangga dikultur/ditanam di tanah kemudian dikasih pupuk kandang, lalu pohon mangga berbuah. Buah mangga ini baru dicampur untuk buat rujak/es buah. Jadi bukan tanahnya yang dicampur ke rujak/atau es buah.

Kemudian ada yang bertanya: kenapa sih harus “vero cell”? apa tidak bisa yang lain?

Jawabnya: karena virus tersebut HIDUP DENGAN BAIK untuk keperluan vaksin pada “vero cell” (yang sudah belajar sifat virus pasti paham), sebagaimana pohon mangga hanya bisa hidup di atas tanah (dan tidak semua jenis tanah bisa hidup). Tidak ada cara lain untuk mengembak-biakkan virus tersebut selain cara ini.

.

Untuk selanjutnya bisa baca tulisan kami yang mirip yaitu media kembang “Human diploid  cell”

link:

Penjelasan Mengenai “Human Diploid Cell” Pada Vaksin

.

Mohon dibaca artikelnya agar lebih paham ya, artikel ini kami susun karena dahulunya ada oknum tertentu juga menyebar tulisan viral bahwa vaksin itu haram karena mrngandung “human diploid cell” yang katanya dari janin rubella yang diaborsi (padahal ini TIDAK BENAR)

.

KEDUA:

Pada vaksin ditulis “only for clinical trial”, jadi memang untuk trial uji klinis fase 3 SAJA, BUKAN UNTUK yang dipakai di masyarakat umum dan nakes secara masal nanti dan TIDAK untuk diperjual-belikan secara massal

.

KETIGA:

Memang tidak ada jaminan orang yang sudah divaksin tidak tertular lagi, karena vaksin tidak mencegah 100%,

Banyak faktor yg mempengaruhi seperti daya tahan tubun pasien, ada penyakit imunologi dll

.

Tetapi fakta yang sering kami para dokter jumpai di lapangan adalah  orang sudah divaksin ketika terkena penyakit, maka manifestasi klinisnya & gejalanya lebih ringan daripada yg tidak sama sekali

.

KEEMPAT:

Justru hal-hal di atas menunjukkan para ilmuan itu sangat “amanah ilmiah”. Tidak ada yg disembunyikan berupa komposisi dan kandungannya, sebagaimana prasangka pecinta teori konspirasi

.

Demikian semoga bermanfaat

.

Salam

dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK

(Petugas Lab Covid19)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button