Visi Imam Keluarga Adalah Membawa Keluarganya Masuk Surga Bersama-Sama
[Rubrik: Faidah Ringkas]
Semua manusia yang meyakini adanya negeri akhirat yang abadi pasti menginginkan kenikmatan yang abadi, itulah surga yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang beriman dan beramal shalih selama hidup di dunia. Allah Ta’ala berfirman,
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ لَّهُمْ فِيهَآ أَزْوَٰجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَنُدْخِلُهُمْ ظِلًّا ظَلِيلًا
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Mereka di dalamnya mempunyai istri-istri yang suci. Dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.” (QS. An-Nisa’: 57)
Namun pernahkah kita berpikir agar surga ini tidak menjadi cita-cita pribadi saja, melainkan cita-cita bersama keluarga kita? Bukankah indah jika kebersamaan yang selama di dunia dijalani bersama tak berhenti hanya karena kematian?
Tentu sangat luar biasa jika kita bisa berkumpul kembali bersama keluarga kelak di surga Allah. Inilah yang menjadi puncak harapan dan doa kita, sesuatu yang sepatutnya menjadi visi besar seorang kepala keluarga, membawa seluruh anggota keluarganya menuju puncak dari segala kesuksesan. Allah Ta’ala berfirman,
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ
“(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya.” (QS. Ar-Ra‘d: 23)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan maksud ayat ini, beliau berkata,
يجمع بينهم وبين أحبابهم فيها من الآباء والأهلين والأبناء ، ممن هو صالح لدخول الجنة من المؤمنين; لتقر أعينهم بهم ، حتى إنه ترفع درجة الأدنى إلى درجة الأعلى ، من غير تنقيص لذلك الأعلى عن درجته
“Allah mengumpulkan mereka dengan orang-orang yang mereka cintai di dalam surga yaitu orang tua, istri dan anak keturunan mereka yang mukmin dan layak masuk surga. Sampai-sampai, Allah mengangkat derajat yang rendah menjadi tinggi tanpa mengurangi derajat keluarga yang tinggi (agar berkumpul di dalam surga yang sama derajatnya, pent).” (Tafsir Ibnu Katsir)
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّیَّتُهُم بِإِیمَـٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّیَّتَهُمۡ وَمَاۤ أَلَتۡنَـٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَیۡءࣲۚ كُلُّ ٱمۡرِىِٕۭ بِمَا كَسَبَ رَهِینࣱ
“Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tiada mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. At-Thur: 21)
Inilah kemuliaan yang diberikan kepada para pemimpin keluarga yang beriman, jika anak cucu mereka mengikutinya dalam keimanan, maka Allah akan kumpulkan mereka semua bersama orang tuanya, meski derajat mereka awalnya tidak sama.
Oleh karena itu, bagi para pemimpin keluarga hendaknya bersemangat untuk melakukan amalan kebaikan, baik itu berkaitan dengan Allah maupun dengan sesama manusia. Allah pun memberikan kebaikan kepada anak karena berkah amalan orang tua. Berikan keteladanan kepada istri dan anak-anak tentang ibadah dan bermuamalah kepada manusia. Orang tua mendoakan istri dan anak-anaknya, anak-anak pun mendoakan orang tuanya sehingga Allah juga memberikan kepada orang tuanya karena berkah doa anak.
Semoga Allah Ta’ala mengumpulkan kita semua dalam surga-Nya yang abadi bersama dengan seluruh keluarga kita. Aamiin yaa Rabbal ‘alamin.
Artikel www.muslimafiyah.com
Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK.
(Alumnus Ma’had Al-Ilmi Yogyakarta)