Kesehatan Islam

Tiga Gerakan Simple Untuk Tayammum, Jangan Dipersulit!

Yang melatarbelakangi kami membuat tulisan ini adalah, ada pasien di rumah sakit yang kelihatannya agak susah ketika melakukan tayammum. Pertama,  Kesusahan mencari “debu” yang ia gunakan untuk bertayammum, ia harus mencari dinding yang putih dan bersih, tidak pernah disentuh sebelumnya. Bahkan terkadang minta dibawakan wadah berisi tanah dan debu bersih untuk bertayammum. Kemudian gerakannya juga hampir mirip dengan gerakan wudhu, padahal gerakan tayammum sangat sederhana. Berikut sedikit pembahasannya.

 

Maksud “debu” dalam ayat Tayammum

Dalam ayat Al-Quran disebutkan,

وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ

فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ

“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau berhubungan badan dengan perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan permukaan bumi yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu”. (Qs. Al Maidah: 6).

Maksud debu atau “shaid” adalah semua permukaan bumi baik berupa batu, pasir, kayu, pintu, dinding, baik yang kering ataupun yang lembab. Jadi tidak perlu repot-repot dibawakan debu atau pasir bersih atau mencari benda yang banyak debu di permukannya.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

جُعِلَتِ الأَرْضُ كُلُّهَا لِى وَلأُمَّتِى مَسْجِداً وَطَهُوراً

“Dijadikan (permukaan) bumi seluruhnya bagiku (Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam) dan ummatku sebagai tempat untuk sujud dan sesuatu yang digunakan untuk bersuci[1]

Bahkan Beliau menggunakan tembok untuk tayammum.

عَنْ عُمَيْرٍ مَوْلىََ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَقْبَلْتُ أَنَا وَعَبْدُ اللهِ بنُ يَسَارٍ مَوْلَى مَيْمُوْنَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ  حَتَّى دَخَلْنَا عَلىَ أَبِيْ جُهَيْمِ بنِ الْحَارِثِ بْنِ الصِّمَّةِ الأَنْصَارِيِّ فَقَالَ أَبُوْ جُهَيْمِ أَقْبَلَ النَّبِيُّ  مِنْ نَحْوِ بِئْرِ جَمَلٍ فَلَقِيَهُ رَجُلٌ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ النَّبِيُّ  حَتَّى أَقْبَلَ عَلَى الْجِدَارِ فَمَسَحَ بِوَجْهِهِ وَيَدَيْهِ ثُمَّ رَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ

Dari ‘Umair maula Ibnu Abbas berkata: Saya dan Abdullah bin Yasar -pembantu Maimunah, istri Nabi n– pernah menemui Abu Juhaim bin Harits bin Shimmah Al-Anshari. Abu Juhaim bercerita: “Nabi kembali dari Bi’r Jamal (sebuah kota terkenal dekat kota Madinah) lalu seseorang bertemu dengan beliau seraya mengucapkan salam, Nabi tidak menjawabnya hingga beliau menemukan tembok dan mengusap wajah dan tangannya kemudian menjawab salam orang tadi”.[2]

 

Tiga gerakan simple tayammum

Tiga gerakan itu adalah:

1.menepuk permukan bumi (misalnya dinding) dengan kedua telapak tangan sekali tepuk kemudian meniupnya

2.mengusap punggung telapak tangan kanan dan kiri bergantian sampai telapak tangan dengan sekali usap

3.mengusap wajah dengan kedua tangan sekali usap

 

hadits ‘Ammar bin Yasir radhiallahu ‘anhu menjelaskan tata cara tersebut,

بَعَثَنِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فِى حَاجَةٍ فَأَجْنَبْتُ ، فَلَمْ أَجِدِ الْمَاءَ ، فَتَمَرَّغْتُ فِى الصَّعِيدِ كَمَا تَمَرَّغُ الدَّابَّةُ ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ « إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ أَنْ تَصْنَعَ هَكَذَا » . فَضَرَبَ بِكَفِّهِ ضَرْبَةً عَلَى الأَرْضِ ثُمَّ نَفَضَهَا ، ثُمَّ مَسَحَ بِهَا ظَهْرَ كَفِّهِ بِشِمَالِهِ ، أَوْ ظَهْرَ شِمَالِهِ بِكَفِّهِ ، ثُمَّ مَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam mengutusku untuk suatu keperluan, kemudian aku mengalami junub dan aku tidak menemukan air. Maka aku berguling-guling di tanah sebagaimana layaknya hewan yang berguling-guling di tanah. Kemudian aku ceritakan hal tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam. Lantas beliau mengatakan, “Sesungguhnya cukuplah engkau melakukannya seperti ini”. Seraya beliau memukulkan telapak tangannya ke permukaan bumi sekali pukulan lalu meniupnya. Kemudian beliau mengusap punggung telapak tangan (kanan)nya dengan tangan kirinya dan mengusap punggung telapak tangan (kiri)nya dengan tangan kanannya, lalu beliau mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.”[3]

Dalam riwayat yang lain,

وَمَسَحَ وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ وَاحِدَةً

“Dan beliau mengusap wajahnya dan kedua telapak tangannya dengan sekali usapan”.[4]

Demikianlah gerakan simple dari tayammaum yang memakan waktu kurang dari 30 detik. Memang sangat berguna bagi orang yang sakit dan agak sulit bergerak atau berguna bagi orang yang mengalami kesusahan selain sakit.

 

@Lab Patologi Klinik RS Sardjito, 1 Sya’ban 1434 H

Penyusun:  dr. Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

 

silahkan like fanspage FB dan follow twitter

 

 


[1] HR. Ahmad no. 22190, shahih lighairihi oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam Ta’liq beliau untuk Musnad Imam Ahmad

 

[2]  HR. Bukhari no. 337 dan Muslim no. 369

[3] HR. Bukhari no. 347, Muslim no. 368.

[4]  Lafadz riwayat Bukhari

4 Comments

    1. doa awal dan akhir sama sperti wudhu
      karena tayammum pengganti wudhu
      حكم البدل حكم المبدل منه

      hukum pengganti sama dengan hukum yang digantikan
      wallahu a’lam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button