Bagaimana Cara Ruqyah Secara Mandiri
Ruqyah adalah salah satu metode thibhun nabawi. Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam sendiri melakukan ruqyah dan beliau pun pernah diruqyah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
لا بأسَ بالرُّقى ما لَم تَكُن شِركًا
“Tidak mengapa melakukan ruqyah selama tidak mengandung kesyirikan.” (HR. Muslim no.2200)
Pada hakikatnya ruqyah adalah doa, sehingga yang terbaik adalah kita sendiri yang meruqyah diri kita. Hal tersebut juga lebih membuat kita tidak bergantung kepada peruqyah jika dilakukan oleh orang lain dan berpotensi berpikir, “Baru bisa sembuh jika ustadz Fulan yang Ruqyah”, lalu lupa dengan ruqyah dan berdoa sendiri kepada Allah secara langsung.
Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam mengajarkan beberapa doa ruqyah yang bisa kita baca ketika sakit. Diantaranya, ketika ada bagian anggota tubuh yang sakit. Caranya dengan meletakkan tangan di bagian tubuh yang sakit kemudian membaca “bismillah” sebanyak 3 kali. Lanjutkan dengan membaca doa berikut 7 kali,
أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
(A’uudzu bi ‘izzatillahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru) “Aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya, dari kejelekan yang aku rasakan dan yang aku khawatirkan.” (HR Muslim, no. 5867)
Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam juga memiliki kebiasaan membaca doa ruqyah sebelum tidur. Caranya dengan menggabungkan dua telapak tangan, lalu dibacakan surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas, kemudian ditiupkan ke kedua telapak tangan. Setelah itu usapkan kedua telapak tangan tersebut ke seluruh tubuh yang bisa dijangkau. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan. Kemudian diulang sampai tiga kali. (HR. Bukhari 5017 dan Muslim 2192)
Demikian pula ruqyah mandiri bisa dilakukan dengan cara membaca Al-Quran karena prinsip dari ruqyah sebenarnya adalah membaca ayat Al-Quran atau doa-doa dari hadits dengan niat untuk mengobati dan melindungi diri dari penyakit, baik sifatnya fisik atau non fisik.
Artikel www.muslimafiyah.com (Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)