Mengobati Gangguan Jin (Tinjauan Syariat & Medis)
Fenomena kerasukan jin adalah kenyataan yang benar adanya. Jin bisa mengganggu manusia, mempengaruhi pikirannya, menyakitinya, bahkan membunuhnya. Realita ini telah diisyaratkan oleh Allah di dalam Al-Quran,
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا
“Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba.” (QS. Al-Baqarah: 275)
Ayat ini menjadi dalil bahwa kerasukan jin adalah sesuatu yang benar adanya. Di samping itu, hadits Nabi, perkataan para ulama, dan kejadian-kejadian di lapangan juga menjadi bukti nyata benarnya fenomena ini.
Perlu diketahui, pada dasarnya jin bukanlah makhluk yang kuat yang selalu bisa memberikan pengaruh kepada setiap manusia. Allah berfirman,
فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
“Perangilah para pasukan setan, sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (QS. An-Nisa: 76)
Berdasarkan hal tersebut, merupakan kekeliruan jika selalu mengaitkan bahwa semua gangguan fisik yang dialami seseorang pasti disebabkan oleh jin. Bahkan jika kita perhatikan, sebagian orang yang terkena gangguan depresi keadaannya akan mirip dengan orang yang terkena gangguan jin, bahkan penyebabnya juga bisa sama. Orang yang tidak pandai mengelola stress dan rasa cemas bisa berujung pada gangguan depresi. Apabila ditambah dengan jauh dari Allah, jiwanya lemah, maka dia akan mudah dikuasai oleh syaithan.
Meskipun demikian, pengobatan dengan ruqyah selain dilakukan untuk gangguan jin, juga dapat dilakukan untuk gangguan yang murni fisik. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu tentang salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meruqyah penduduk kampung yang tersengat kalajengking dengan bacaan surat Al-Fatihah. Tindakan ini pun mendapat persetujuan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Padahal tersengat kalajengking adalah penyakit akibat gangguan fisik, dan bukan gangguan jin.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam salah satu tanya jawab bersama para Dokter berkata,
أرى أن يجمع الإنسان بين هذا وهذا ولا منافاة بأن يجمع بين الرقية الشرعية وكذلك الأدوية الحسية ولا مانع
“Aku berpendapat bahwa sebaiknya manusia menggabungkan antara ini (ruqyah syar’iyyah) dan ini (ilmu pengobatan). Tidak ada pertentangan dan penghalang dalam menggabungkan ruqyah syar’iyyah dan ilmu pengobatan.” (Irsyadat lit thabib al-muslim)
Oleh karena itu, orang yang kerasukan jin selain dia diruqyah perlu juga ditelaah secara medis atau ilmu psikologi mengapa orang tersebut jiwanya menjadi lemah sehingga jin bisa menguasai dirinya. Boleh jadi karena masalah hidup yang menghimpitnya.
Artikel www.muslimafiyah.com (Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)