Diapakan Anggota Tubuh Yang Diamputasi?
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya,
ما حكم بتر جزء معين من الإنسان زائد، كبتر الأصبع أو غيرها، هل ترمى مع النفايات، أو أنها تجمع ويكلف شخص بدفنها بمقابر المسلمين؟
“ Apa hukum mengamputasi/memotong bagian tertentu dari tubuh manusia yang bagian tersebut Jumlahnya lebih dari normal (misalnya punya 12 jari, pent). Seperti mengamputasi jari dan lainnya. Apakah dibuang di pembuangan (tempat sampah)? Atau dikumpulkan kemudian diperintahkan seseorang untuk menguburnya di perkuburan kaum muslimin?
Beliau menjawab,
الأمر واسع فليس لها حكم الإنسان؛ ولا مانع من أن توضع في النفاية أو تدفن في الأرض احتراماً لها فهذا أفضل، وإلا فالأمر واسع والحمد لله كما قلنا فلا يجب غسله ولا دفنه إلا إذا كان جنيناً أكمل أربعة أشهر، أما ما كان لحمة لم ينفخ فيها الروح أو قطعة من أصبع أو نحو ذلك فالأمر واسع، لكن دفنه في أرض طيبة يكون أحسن وأفضل
“Hal ini adalah perkara yang lapang, tidak berlaku hukum sebagaimana jasad manusia. Tidak ada larangan ditaruh ditempat pembuangan ataupun dikubur di tanah sebagai bentuk pengormatan terhadapnya dan ini lebih baik. Jika tidak dikubur maka ini adalah perkara lapang, Alhamdulillah. Tidak wajib dimandikan dan dikubur kecuali janin yang telah sempurna mencapai empat bulan. (jika telah empat bulan, maka diperlakukan sebagimana mayit manusia, pent). Adapun jika berupa segumpal atau sekerat daging yang belum ditiup ruh, semisal jari maka ini adalah perkara yang lapang, akan tetapi menguburkannya di tanah/daerah yang baik tentu lebih baik dan lebih afdhal.”
Sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/2192
Mataram, Raehanul Bahraen, 20 Dzulqo’dah 1433 H
Artikel www.muslimafiyah.com