Nasakh dan mansukh (ayat yang menghapus dan dihapus) baik hukum dan lafadznya dalam ajaran Islam terkandung berbagai hikmah, di antaranya agar lebih siap menerima hukum Islam seehingga syariat tidak langsung merubah apa yang telah menjadi kebiasaan yang telah mengakar dalam masyarakat, misalnya pengharaman khamer , pengharamannya secara bertahap, mulai dari perintah menjauhi sampai terakhr mengharamkan. dan masih banyak hikmah lainnya.
Ada Ayat dalam Al-Quran yang dihapus akan tetapi hukumnya tetap berlaku.Dan ini terdapat dalam firman Allah Ta’ala,
مَا نَنسَخْ مِنْ ءَايَةٍ
“Apa saja ayat yang kami nasakhkan (hapuskan)” (Al Baqarah:106)
Lafadz Al-Quran yang dihapus tersebut adalah:
الشَّيْخُ وَالشَّيْخَةُ إِذَا زَنَيَا فَارْجُمُوهُمَا الْبَتَّةَ نَكَالاً مِنَ اللهِ وَ اللهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
“Laki-laki yang tua (maksudnya : yang sudah menikah) dan wanita yang tua (maksudnya : yang sudah menikah) jika berzina, maka rajamlah keduanya sungguh-sungguh, sebagai hukuman yang mengandung pelajaran dari Allah, dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”[1]
Hal ini diperkuat dengan riyawat dari Umar bin Al-Khathab radhiallahu ‘anhu, beliau berkata,
لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ يَطُولَ بِالنَّاسِ زَمَانٌ حَتَّى يَقُولَ قَائِلٌ لَا نَجِدُ الرَّجْمَ فِي كِتَابِ اللَّهِ فَيَضِلُّوا بِتَرْكِ فَرِيضَةٍ أَنْزَلَهَا اللَّهُ أَلَا وَإِنَّ الرَّجْمَ حَقٌّ عَلَى مَنْ زَنَى وَقَدْ أَحْصَنَ إِذَا قَامَتِ الْبَيِّنَةُ أَوْ كَانَ الْحَبَلُ أَوِ الِاعْتِرَافُ قَالَ سُفْيَانُ كَذَا حَفِظْتُ أَلَا وَقَدْ رَجَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجَمْنَا بَعْدَهُ
“Sesungguhnya aku khawatir, zaman akan panjang terhadap manusia sehingga seseorang akan berkata: “Kita tidak mendapati rajam di dalam kitab Allah”, sehingga mereka menjadi sesat dengan sebab meninggalkan satu kewajiban yang telah diturunkan oleh Allah. Ingatlah, sesungguhnya rajam adalah haq atas orang yang berzina dan dia telah menikah, jika bukti telah tegak, atau ada kehamilan, atau ada pengakuan”. Sufyan berkata: “Demikianlah yang aku ingat”. “Ingatlah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melakukan rajam, dan kita telah melakukan rajam setelah beliau”. [2]
catatan:
-ada juga ayat yang dihapus (dimansukh)Hukum beserta Lafazhnya sekaligus yaitu ayat mengenai persusuan, hanya saja lafadznya tidak ada riwayatnya. ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata,
كَانَ فِيمَا أُنْزِلَ مِنَ الْقُرْآنِ عَشْرُ رَضَعَاتٍ مَعْلُومَاتٍ يُحَرِّمْنَ ثُمَّ نُسِخْنَ بِخَمْسٍ مَعْلُومَاتٍ فَتُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُنَّ فِيمَا يُقْرَأُ مِنَ الْقُرْآنِ
“Dahulu di dalam apa yang telah diturunkan di antara Al-Qur’an adalah: “Sepuluh kali penyusuan yang diketahui, mengharamkan”, kemudian itu dinaskh (dihapuskan) dengan: “Lima kali penyusuan yang diketahui”. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dan itu termasuk yang dibaca di antara Al-Qur’an.”[3]
-ada juga ayat yang dihapus (dimansukh) hukumnya akan tetapi lafadznya masih tetap ada sampai sekarang,
Ayat yang di hapus yaitu, firman Allah Ta’ala,
يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ إِن يَكُن مِّنكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِن يَّكُن مِّنْكُمْ مِائَةٌ يَغْلِبُوا أَلْفًا مِّنَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَ يَفْقَهُونَ
“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu’min itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantara kamu niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) diantaramu, maka mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. “ (Al Anfal :65)
dihapus dengan firman Allah,
الْئَانَ خَفَّفَ اللهُ عَنكُمْ وَعَلِمَ أَنَّ فِيكُمْ ضَعْفًا فَإِن يَكُن مِّنكُم مِّائَةٌ صَابِرَةٌ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِن يَكُنْ مِّنْكُمْ أَلْفٌ يَغْلِبُوا أَلْفَيْنِ بِإِذْنِ اللهِ وَاللهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui padamu bahwa ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al Anfal :66)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma ,
لَمَّا نَزَلَتْ ( إِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ ) شَقَّ ذَلِكَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ حِينَ فُرِضَ عَلَيْهِمْ أَنْ لَا يَفِرَّ وَاحِدٌ مِنْ عَشَرَةٍ فَجَاءَ التَّخْفِيفُ فَقَالَ ( الْآنَ خَفَّفَ اللَّهُ عَنْكُمْ وَعَلِمَ أَنَّ فِيكُمْ ضُعْفًا فَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ صَابِرَةٌ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ ) قَالَ فَلَمَّا خَفَّفَ اللَّهُ عَنْهُمْ مِنَ الْعِدَّةِ نَقَصَ مِنَ الصَّبْرِ بِقَدْرِ مَا خُفِّفَ عَنْهُمْ
“Ketika turun (firman Allah): “Jika ada dua puluh orang yang sabar diantara kamu niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh” (Al-Anfal: 65), hal itu berat atas umat Islam, yaitu ketika diwajibkan atas mereka, bahwa satu orang tidak boleh lari menghadapi 10 (musuh). Kemudian datanglah keringanan, Allah berfirman: “Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui padamu bahwa ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang.” (Al-Anfal: 66) Ketika Allah telah meringankan dari mereka jumlah (musuh yang wajib dihadapi-red), kesabaranpun berkurang seukuran apa yang Allah telah meringankan dari mereka”.[4]
@ Laboratorium Klinik Sardjito, 28 Jumadil Awwal 1434 H
penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Ayat yang aneh… Bukankah Allah itu pencipta yang maha kuasa dan maha mengetahui? mengapa ada ayat seperti ini “Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui padamu bahwa ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang.”
berarti sebelum nya Allah kalian tidak mengetahui ada nya kelemahan dari orang2 itu? Allah macam apa itu? Mana kemahakuasaannya?
terima kasih atas masukannya,
ayat yang dimansukh itu ada hikmahnya, bukan berarti Allah sebelumnya tidak tahu, jstru Allah memberi tahu ada ayat yang dihapus berarti Allah sudah tahu sebelumnya..
silahkan baca kitab/buku ushul tafsir mengenai hikmah ayat yang naskh dan mansukh
Allah memberikan ujian&perintah saat masa kenabian itu(saat Rasulullah Muhammad masih hidup) hanya untuk agar manusia bersyukur dengan hukum yg d berikan, menjadi tau & bisa untuk merasakan hikmah ny dari perintah-perintah yg diberikan, seperti pelarangan miras yg awalnya dijauhi namun akhirnya diharamkan, dan sperti yg anda sebutkan… keringanan dalam bersabar, umat muslim saat berperang yg awalnya disuruh berhadapan 1:10, lalu diturunkan menjadi 1:2,
Kata2 “Dia telah mengetahui padamu bahwa ada kelemahan”, ini bukan berarti sebelumnya Allah tidak tau,
Karena sifat2 Allah adalah maha pembuat rencana & maha bijaksana, Jika perintah 1 sudah dilakukan dengan iklas&sabar maka perintah 2 akan lebih dipermudah.
Intinya Allah yg menciptakan semua ini, Allah ingin skenarionya seperti ini. Kita sebagai makhluknya wajib untuk mentaati.
Ini tidak berlawanan dengan akal pikiran manusia, malah justru memudahkan & memberikan pengetahuan bahwa yg di haramkan itu memang tidak baik untuk tubuh manusia.
Ini yg Rasulullah sebut hukum Nasakh&Mansakh
Masalahny Kau jg tau ada tuhan mu yg bernama Allah yg sama sperti kita, tapi kenapa kau sekutukan & dustakan???
Slm, tlg berikn
1. Lafaz ayat ada tpi hukum dimansukh
2. Lafaz ayat dimansukh dan hukum dimansukh
3. Lafaz ayat dimansukh tpi hukum ada.
tq