AqidahBimbingan IslamManhaj

Kesempurnaan Islam: Petunjuk Umum dan yang Dirinci

Ini merupakan nikmat dari Allah yang telah menurunkan kesempurnaan agama Islam. Allah Azza wa Jalla berfirman,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu”(Al-Maa-idah: 3)

Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam juga sudah menjelaskan secara langsung, bahwa ajaran agama Islam dan bagaimana beragama yang benar sudah dijelaskan dengan rinci dan tidak ada yang tidak jelas atau ragu-ragu lagi. Semuanya telah dijelaskan, apa yang bisa mendekatkan ke surga dan apa yang bisa menjauhkan dari neraka.
عَنْ أَبِى ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: تَرَكَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا طَائِرٌ يُقَلِّبُ جَنَاحَيْهِ فِي الْهَوَاءِ إِلاَّ وَهُوَ يَذْكُرُنَا مِنْهُ عِلْمًا. قَالَ: فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ إِلاَّ وَ قَدْ بُيِّنَ لَكُمْ.

Dari Shahabat Abu Dzarr Radhiallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidaklah seekor burung yang terbang membalik-balikkan kedua sayapnya di udara melainkan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkan ilmunya kepada kami.” Berkata Abu Dzarr radhiallahu anhu, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Tidaklah tertinggal sesuatu pun yang mendekatkan ke Surga dan menjauhkan dari Neraka melainkan telah dijelaskan semuanya kepada kalian.’”[1]

Bahkan tata cara buang air saja dijelaskan dalam agama Islam dengan cukup rinci. Ini menunjukkan bahwa hal-hal kecil saja diatur apalagi urusan yang besar. Bisa dilihat dari kisah ketika  seorang Yahudi ketika ia berkata kepada sahabat Salman Al-Farisi radhiallahu ‘anhu,

قَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّ شَيْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ

“Sungguh Nabi kalian- Shallallahu ‘alaihi wasallam- telah mengajari kalian tentang segala hal sampai tata cara buang air”.

Maka Salman menjawab,

أَجَلْ لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِالْيَمِيْنِ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بَأَقَلَّ مِنْ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بَرَجِيْعٍ أَوْ بِعَظْمٍ

Benar, Sungguh kami dilarang menghadap kiblat saat buang air besar atau kecil, (kami juga dilarang) cebok dengan menggunakan tangan kanan atau cebok kurang dari 3 batu, atau cebok dengan kotoran hewan atau tulang”.[2]

Perlu dijelaskan juga bahwa yang semua yang diatur urusan dunia-akhirat adalah hukumnya. Bukan berbagai perkara dunia misalnya aturan lalu-lintas ada dalam syariat, tetapi hukumnya ada, misalnya wajib mentaatinya dalam rangka taat kepada pemerintah/ waliyul amri. Dan taat kepada pemerintah ada ajarannya dala islam.

Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أنتم أعلم بأمور دنياكم

“ Kalian lebih tahu urusan dunia kalian”[3]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam  tidak bersabda,

أنتم أعلم بأحكام أمور دنياكم

“ Kalian lebih tahu hukum-hukum urusan dunia kalian” .

Karenanya untuk masalah dunia seperti permasalahan imunisasi, maka tidak dijelaskan dengan sangat rinci sekali. Apalagi sampai berbicara dan memastikan ini adalah imunisasi dari Allah tanpa ada dalil petunjuk yang jelas atau ucapan dan penjelasan ulama sebelumnya. Tidak juga hanya mencari dan memaksakan adanya benang merah antara dalil dengan teorinya yang dibuat-buat.

 

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

silahkan like fanspage FB , Follow facebook dan   follow twitter

 

[1] HR. At-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir, II/155-156 no. 1647 dan Silsilah al-Ahaadits ash-Shahihah no. 1803.

[2] HR. Muslim no.262

[3] HR. Muslim  no. 2363

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button