Keuntungan Punya Banyak Anak

Apalagi mulai ditinggal sekolah atau anak-anak mulai menikah dan tinggal di kota berbeda.
[4] Banyak anak, banyak rezekiAsalkan rezeki dijemput, tidak bermalas-malasan. Dalam Al-Qur’an, kita diberi rezeki dengan kehadiran anak.
[5] Banyak yang perhatian ketika kita sudah tuaUsia tua bukan harta dan jabatan lagi yang penting, tetapi perhatian orang terdekat. Berbahagia sekali jika punya banyak anak yang saleh lagi berbakti.
[6] Semakin banyak anak yang mendoakan orang tuanyaBisa jadi orang tua kaget di akhirat, karena ia mendapat kedudukan tinggi. Ia bertanya-tanya, ternyata karena doa anak-anaknya.
Catatan:
Mendidik dan memberi nafkah anak wajib, sedangkan banyak anak sunah.
Sehingga perlu bijak mengatur jarak kelahiran anak, agar:
- Anak memperoleh haknya yaitu ASI penuh dua tahun
- Ibu bisa ada jeda antar melahirkan (menimbang kesehatan ibu)
- Orang tua bisa mendidik dan memberikan perhatian yang cukup
Kami berdoa Anda semua bisa punya banyak anak dan memberikan pendidikan terbaik serta nafkah yang berkah.
AYO PUNYA BANYAK ANAK!
Sukseskan program KB (Keluarga Banyak)
Slogan: Dua anak lebih……… baik
Berikut penjelasannya:
[1] Melaksanakan Sunah
Banyak anak termasuk sunah ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
عن أنس بن مالك قال كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَأْمُرُ بِالبَاءَةِ وَيَنْهَى عَنِ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيْدًا وَيَقُوْلُ تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّي مُكَاثِرُ الْأَنْبِيَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Anas bin Malik berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menikah dan melarang keras untuk membujang dan berkata, “Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan yang mudah beranak banyak karena aku akan berbangga dengan kalian dihadapan para nabi pada hari kiamat”[1]
[2] Banyak Anak Merupakan Anugerah Allah
Jumlah yang banyak adalah karunia, sehingga kaum Nabi Syu’aib ‘alaihis salam diperingati tentang karunia mereka yaitu jumlah yang banyak padahal dahulunya sedikit.
وَاذْكُرُواْ إِذْ كُنتُمْ قَلِيلاً فَكَثَّرَكُمْ
“Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu.” [Al-A’raf: 86]
[3] Rumah Sepi Kalau Anak Sedikit
Apalagi mulai ditinggal sekolah atau anak-anak mulai menikah dan tinggal di kota berbeda. Karena anak-anak adalah permata hati, hiburan bagi orang tua. Lelahnya bekerja dan mengasuh, akan hilang dengan senyum manis keluguan mereka. Orang tua akan sangat sayang kepada anaknya, karenanya Allah mengingatkan anak agar tidak menjadi fitnah/ujian sebagaimana ujian harta, terlalu sayang kepada anak dan mendidik dengan kemanjaan berlebihan.
Allah berfirman,
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah/ujian (bagimu).” (At-Taghabun: 15)
[4] Banyak Anak, Banyak Rezeki
Asalkan rezeki dijemput, tidak bermalas-malasan. Dalam Al-Qur’an, kita diberi rezeki dengan kehadiran anak. Allah menyebut memberi rezeki anak DAN baru kemudian orang tuanya. Allah berfirman,
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami-lah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu.” (Al-Isra’:31)
[5] Banyak yang Perhatian Ketika Kita Sudah Tua
Usia tua bukan harta dan jabatan lagi yang penting, tetapi perhatian orang terdekat. Berbahagia sekali jika punya banyak anak yang saleh lagi berbakti. Anak saleh akan selalu ingat keutamaan besar berbakti kepada orang tua.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسُخْطُ الرَّبِّ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ
“Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua.”[2]
[6] Semakin Banyak Anak yang Mendoakan Orang Tuanya
Bisa jadi orang tua kaget di akhirat, karena ia mendapat kedudukan tinggi. Ia bertanya-tanya, ternyata karena doa anak-anaknya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِيْ الْجَنَّةِ فَيَقُوْلُ : يَا رَبِّ أَنىَّ لِيْ هَذِهِ ؟ فَيَقُوْلُ : بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
“Sungguh, Allah benar-benar mengangkat derajat seorang hamba-Nya yang saleh di surga,” maka ia pun bertanya: “Wahai Rabbku, bagaimana ini bisa terjadi?” Allah menjawab: “Berkat istighfar anakmu bagi dirimu.”[3]
Demikian semoga bermanfaat.
@laboratorium RS Manambai. Sumbawa Besar
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Catatan Kaki:
- HR Ibnu Hibban 9/338, Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwa’ no 1784
- HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad
- HR. Ahmad, Ibnu Katsir berkata, isnadnya sahih



