Manusia secara tabiat mengakui bahwa siksa neraka sangat keras. Seorang Muslim tentu memiliki keyakinan seperti ini walaupun terkadang buaian dan manisnya dunia membuat manusia terlena, lupa bahkan pura-pura lupa, masa bodoh dengan ancaman azab neraka. Wal’iyadzu billah.
Allah Ta’ala berfirman,
لَّا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْداً وَلَا شَرَاباً
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman.” ( An Naba’: 24)
Allah Ta’ala berfirman,
عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim: 6)
Penghuni neraka meminta kematian
Kerasnya adzab neraka membuat penghuninya tidak tahan, sehingga mereka meminta kematian yaitu agar mereka mati saja. Peghuni neraka berkata:
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُم مَّاكِثُونَ
“Mereka berseru: “Hai Malik biarlah Rabbmu membunuh kami saja”. Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)”. (Az-Zukhruf: 77)
Muhammad Fairuz Abadi rahimahullah membawakan tafsir Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma,
فلما قل صبرهم نادوا يا مالك خازن النار {ليقض علينا ربك} الموت فيجيبهم مالك بعد أربعين سنة {قال إنكم ماكثون} دائمون في العذاب ولا تخرجون
“Tatkala kesabaran mereka menipis, mereka menyeru kepada penjaga neraka “biarlah Rabbmu membunuh kami saja”, maka malaikat Malik menjawab setelah 40 tahun (1 hari akhirat sama dengan 1000 tahun dunia, pent), “kalian tetap tinggal” yaitu tetap berada dalam azab tidak akan dikeluarkan.”[1]
Tidak ada Kematian di Akhirat karena sudah disembelih
Kematian diwujudkan dalam bentuk kambing (Allah Maha mampu memberikan wujud sesuatu yang tidak berwujud di dunia, sebagaimana Amal kita akan berwujud kelak). Kemudian kambing tersebut disembelih dan dipersaksikan bahwa tidak ada lagi kematian setelah ini. Sehingga percuma penghuni neraka meminta kematian.
عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : يُؤْتَى بِالْمَوْتِ كَهَيْئَةِ كَبْشٍ أَمْلَحٍ فَيُنَادِي بِهِ مُنَادٍ : يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ ! فَيَشْرَئِبُوْنَ وَيَنْظُرُوْنَ, فَيَقُوْلُ : هَلْ تَعْرِفُوْنَ هَذَا ؟ فَيَقُوْلُوْنَ : نَعَمْ, هَذَا الْمَوْتُ, وَكُلُّهُمْ قَدْ رَآهُ, ثُمَّ يُنَادِي مُنَادٍ : يَا أَهْلَ النَّارِ فَيَشْرَئِبُوْنَ وَيَنْظُرُوْنَ, فَيَقُوْلُ : هَلْ تَعْرِفُوْنَ هَذَا ؟ فَيَقُوْلُوْنَ : نَعَمْ, هَذَا الْمَوْتُ وَكُلُّهْمْ قَدْ رَآهُ فَيُذْبَحُ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ ثُمَّ يَقُوْلُ : يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ خُلُوْدٌ فَلاَ مَوْتَ, وَيَا أَهْلَ النَّارِ خُلُوْدٌ فَلاَ مَوْتَ, ثُمَّ قَرَأَ (وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الأَمْرُ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ وَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ) وَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى الدُّنْيَا
Dari Abu Sa’id al-Khudri berkata: Rasulullah bersabda: “Kematian didatangkan pada bentuk kambing berkulit hitam putih, lalu seorang penyeru memanggil: Wahai penduduk surga! Mereka
menengok dan melihat, penyeru itu berkata: Apakah kalian mengenal ini? Mereka menjawab: Ya, ini adalah kematian, mereka semua telah melihatnya. Kemudian penyeru memanggil: Wahai penduduk neraka! Mereka menengok dan melihat, penyeru itu berkata: Apakah kalian mengenal ini? Mereka menjawab: Ya, ini adalah kematian, mereka semua telah melihatnya, lalu disembelih diantara surga dan neraka, lalu berkata: Wahai penduduk surga, kekekalan tiada kematian setelahnya, dan hai penduduk neraka, kekekalan dan tiada kematian setelahnya, lalu beliau membaca (Dan berilah mereka peringatan tatkala ditetapkan perkara sedangkan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak beriman). Dan beliau mengisyaratkan dengan tangannya ke dunia.[2]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : إِذَا صَارَ أَهْلُ الْجَنَّةِ إِلَى الْجَنَّةِ وَأَهْلُ النَّارِ إِلَى النَّارِ جِيْءَ بِالْمَوْتِ حَتَّى يُجْعَلَ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ ثُمَّ يُذْبَحُ ثُمَّ يُنَادِي مُنَادٍ : يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ لاَ مَوْتَ وَيَا أَهْلَ النَّارِ لاَ مَوْتَ فَيَزْدَادُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فَرَحًا إِلَى فَرَحِهِمْ وَيَزْدَادُ أَهْلُ النَّارِ حُزْنًا إِلَى حُزْنِهِمْ
Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah bersabda: “Apabila penduduk surga telah memasuki surga dan penduduk neraka memasuki neraka, maka didatangkan kematian lalu diletakkan diantara surga dan neraka kemudian disembelih kemudian diserukan oleh penyeru: Wahai penduduk surga tiada kematian lagi dan wahai penduduk neraka tiada kematian lagi. Penduduk surga semakin bertambah kegembiraan mereka dan penduduk neraka semakin bertambah kesedihan mereka”.[3]
Penyembelihan ini terjadi setelah semua penghuni neraka yang masih memiliki keimanan keluar dari neraka (sementara di neraka), sehingga yang tersisa hanya penghuni neraka yang kekal di dalamnya.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
@R Diklit RS Sardjito- Jogja, 9 Rabi’us Tsani 1434 H
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Assalamualaikum wr.wb
Ustadz mw tanya …
Benarkah bahwa semua orang yang pernah mengucap la’ilahaillawlah itu akan masuk surga walawpun harus terlebih dahulu masuk neraka karena banyaknya dosa .. Benarkah bahwa setiap muslim pasti masuk surga walau harus masuk neraka dulu ???
semua orang islam yg mengucapakan kalimat syahadat pasti masuk surga, asalkan dia tidak melkukan pembatal keislaman sperti syirik, percaya dukun dll
pasti masuk surga maksudnya:
1.lngsung masuk surga
2. mampir ke neraka dulu, baru masuk surga
tidak semua muslim mampir ke neraka dulu, bhakan ada yg masuk lngsung surga tanpa hisab