Bimbingan IslamFatwa KedokteranKesehatan Islam

Penjelasan Mengenai “Human Diploid Cell” Pada Vaksin

Hal ini kembali disebarkan oleh oknum antivaksin dan tentunya mereka menyebarkan informasi yang salah alias hoax. Tertulis pada label/keterangan vaksin “propagated on human diplid cell”. Kami tekankan kembali bahwa penulisan ini adalah bentuk JUJUR DAN TRANSPARAN dari para ilmuan, sehingga mereka tulis apa adanya sesuai degan prosedur.

Sebagian oknum antivaksin membawa prasangka: “jangan-jangan ada bahan rahasia dan konspirasi” (lagi-lagi konspirasi^^). Tentu ini tidak benar, hal ini juga menegaskan bahwa bahan vaksin telah jelas dan tertulis pada keterangan/labelnya, sehingga bukan syubhat dan telah jelas.

Para oknum menyebarkan info dan prasangka (tanpa ilmu) hanya dengan beradasarkan info ini (tanpa bertanya kepada ahli dahulu) bahwa:

1. “Vaksin ini berasal dari janin yang SENGAJA digugurkan/diaborsikan”

2. Vaksin MENGANDUNG “human diploid cell” yaitu mengandung janin aborsi (kata mereka)

Semua ini TIDAK benar, berikut ini penjelasannya:

Sebenarnya jika mereka membuka kamus (berusaha cari info sedikit saja), mereka akan paham arti “propagated on”, artinya adalah “dikembang-biakkan pada”. Jadi virus sebagai bahan dasar vaksin dikembang-biakkan pada “media human diploid cell” agar jumlahnya banyak. BUKAN seperti sangkaan (tanpa ilmu) oknum antivaksin bahwa “human diploid cell” ini dicampurkan dalam pembuatan vaksin sehingga vaksin mengandung janin aborsi (katanya)

Kami beri permisalan agar lebih mudah paham:

Pohon mangga dikultur/ditanam di tanah kemudian dikasih pupuk kandang, lalu pohon mangga berbuah. Buah mangga ini baru dicampur untuk buat rujak/es buah. Jadi bukan tanahnya yang dicampur ke rujak/atau es buah.

Kemudian ada yang bertanya: kenapa sih harus “human diploid cell”? apa tidak bisa yang lain?

Jawabnya: karena virus tersebut HANYA BISA HIDUP pada “human diploid cell” (yang sudah belajar sifat virus pasti paham), sebagaimana pohon mangga hanya bisa hidup di atas tanah. Tidak ada cara lain untuk mengembak-biakkan virus tersebut selain cara ini.

Ada pertanyaan lagi: apa sih itu “human diploid cell”?

Human diploid cell pada pembuatan vaksin rubella adalah sel yang diambil dari janin yang TELAH terinfeksi oleh virus Rubella. Janin tersebut adalah janin yang cacat dan TELAH GUGUR karena terkena penyakit (jadi BUKAN SENGAJA DIGUGURKAN/DIABORSIKAN), lalu janin ini diambil sel dan diteliti virusnya. Bukan juga seperti bayangan orang (mungkin bayangan oknum antivaks), janin tersebut dibuat dan dicampur seperti buat sop, buat kuah bakso (mereka bilang: kan ngeri buat vaksin pakai mayat janin, harusnya mayatnya dikubur). Ingat yang dteliti itu sel dan virusnya.

Agar lebih paham kami buat permisalan kembali:

Apakah anda pernah terkena infeksi tipus? Atau demam berdarah? Malaria? Nah virusnya atau bakteri/parasit itu sebelumnya ada pada nyamuk atau benda-benda kotor sebelumnya, bahkan ada bakteri yang hidup pada kotoran dan mayat. lalu masuk ke tubuh manusia, apakah kita katakan orang yang terinfeksi tersebut, kemasukan najis?

Jawabnya: TENTU TIDAK NAJIS

Apalagi secara fikh MAYAT MANUSIA (termasuk janin) ITU SUCI. (kata mereka, ogah kemasukan najis mayat janin, nah ini tidak paham fikh)

Demikian penjelasan ringkas ini, semoga memahami. Kami sangat menyarankan membaca tulisan sahabat kami ustadz dr. Saifuddin Hakim, M.Sc mengenai hal ini, agar lebih memahami dan bisa melihat sumber-sumber ilmiah yang dirujuk. silahkan klik:

Pertama: https://kesehatanmuslim.com/penggunaan-human-cell-line-dalam-produksi-vaksin-virus-01/

Kedua: https://kesehatanmuslim.com/penggunaan-human-cell-line-dalam-produksi-vaksin-virus-02/



@ Yogyakarta Tercinta

Penyusun: dr. Raehanul Bahraen

Tulisan ini telah direview oleh: dr. M. Saifuddin Hakim, M.Sc
S2 (MSc) Erasmus Medical Center (EMC) Rotterdam dalam bidang Infeksi dan Imunologi (2011-2013). Sedang menempuh S3 (PhD) di EMC-Postgraduate School bidang Virologi Molekuler (Nov 2014 – sekarang)

Artikel www.muslimafiyah.com

Related Articles

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button