Bimbingan IslamFiqh

Sangat Rugi Jika Amalan Shalat Jelek

Tentu kita tidak mau jika pahala puasa, pahala haji, dan pahala ibadah kita kepada Allah dianggap sedikit sekali timbangannya atau bahkan sia-sia.

Mengapa? Karena amalan shalat kita jelek atau bahkan tidak shalat.

Semua amal ibadah kita kepada Allah tergantung pada shalat. Jika shalat baik, maka baik pula semua amal ibadah kita yang lainnya. Jika jelek, maka jelek juga amal ibadah lainnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ

“Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk maka seluruh amalnya pun akan buruk.”

(HR. Tirmidzi, Silsilah Al-Ahādīts Ash-Shahīhah, no. 1358)

Jangan sampai kita sudah bersusah payah ikhlas dan meningkatkan kualitas amal ibadah puasa, haji, dan lain-lain, tetapi di timbangan menjadi jelek karena jeleknya shalat kita.

Ini adalah kerugian yang besar, sebagaimana penjelasan Syaikh Al-‘Utsaimin:

فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَنَجَحَ، وَإِلَّا فَعَلَى الْعَكْسِ، خَابَ وَخَسِرَ

“Jika baik shalatnya, maka beruntung dan selamat. Jika tidak, maka kebalikannya yaitu rugi dan rugi.”

(Syarah Riyāḍuṣ-Ṣāliḥīn 5/103)

Salah satu cara memperbaiki kualitas shalat adalah dengan menambal kekurangan kualitas shalat wajib dengan shalat-shalat sunnah. Karena Allah akan melihat shalat sunnah kita jika ada kekurangan pada shalat wajib.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلَاةُ، قَالَ: يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلَائِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ: انْظُرُوا فِي صَلَاةِ عَبْدِي أَأَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا؟ فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً، وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا، قَالَ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ؟ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ، قَالَ: أَتِمُّوا لِعَبْدِي فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ، ثُمَّ تُؤْخَذُ الْأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ

“Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada malaikat-Nya dan Dia lebih mengetahui segala sesuatu: ‘Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.’”

(HR. Abu Daud no. 864, shahih menurut Syaikh Al-Albani)

Secara umum, jika kita kurang dalam ibadah wajib, maka kita sempurnakan dengan amal yang sunnah. Ibnu Taimiyah menjelaskan:

مَنْ قَصَّرَ فِي قَضَاءِ الْفَوَائِتِ فَلْيَجْتَهِدْ فِي الِاسْتِكْثَارِ مِنَ النَّوَافِلِ

“Barangsiapa yang lalai/kurang dalam menunaikan ibadah wajib, hendaknya ia bersungguh-sungguh memperbanyak ibadah sunnah.”

(Jāmi‘ul Masā’il 4/109)

Semoga Allah memperbagus shalat kita.


@Markaz YPIA Pusat, Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel: www.muslimafiyah.com

Related Articles

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button