Maksud dari “Bisa Merubah Takdir dengan Doa”
#IndonesiaBertauhid
Mungkin sebagian ada yang bingung dengan hadits
ﻻ ﻳﺮﺩ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﺇﻻ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ
“Tidaklah merubah suatu takdir melainkan doa.”[1]
Bukankan takdir sudah ditetapkan dan tidak bisa dirubah?
Penjelasannya adalah:
Yang berubah adalah takdir yang bergantung dengan doa dan yang berubah adalah takdir selain di lauhil mahfudz yaitu tadkir ‘umri di kandungan, takdir yaumi dan takdir sanawi. Adapun takdir Azali di lauhil mahfudz tidak berubah. DAN PERUBAHAN TAKDIR INI TERTULIS DI LAUHIL MAHFUDZ.
Contoh:
Di takdir yang ditulis malaikat ketika dalam kandungan (takdir ‘umri), ia ditulis berumur sekian karena sakit, tetapi kemudian ia rajin berdoa agar sembuh sehingga takdirnya berubah dan ia jadi berumur panjangan dan berkah. Perubahan takdir ini karena doa juga tertulis di dalam takdir Azali di lauhil mahfudz
Perlu diketauhi beberapa macam takdir:
1.Takdir Azali[2]
Yaitu takdir utama yang ditulis dalam lauhil mahfudz 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi[3]
2.Takdir ‘umri
Yaitu takdir yang ditulis malaikat ketika meniupkan roh ke dalam janin[4]
3.Takdir Sanawi
Takdir yang berlaku tahunan dan ditulis setiap malam lailatul qadar kejadian setahun ke depan[5]
4.Takdir Yaumi
Takdir yang berlaku harian[6]
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan bahwa takdir yang berubah tersebut berkaitan dengan doa, beliau berkata,
الدعاء من أسباب رد القدر المعلق ، والقدر يكون معلقا ويكون مبتوتا ، فإذا كان قدرا معلقا
“Doa termasuk sebab merubah takdir yang mu’allaq (bergantung pada sebabnya). Takdir itu ada yang mu’allaq dan ada yg telah tetap, sama sekali tidak berubah.”[7]
Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa perubahan takdir dan doa tersebut juga tertulis dalam takdir azali lauhil mahfudz. Beliau berkata,
لكنه في الحقيقة لا يرد القضاء؛ لأن الأصل أن الدعاء مكتوب وأن الشفاء سيكون بهذا الدعاء، هذا هو القدر الأصلي الذي كتب في الأزل
“Pada hakikatnya takdir (azali) tidak berubah, karena doa tersebut sudah tertulis (dilauhil mahfudz) bahwa kesembuhan karena adanya doa, inilah takdir asli yang tertulis dalam takdir azali.”[8]
Demikian semoga bermanfaat
@Desa Pungka, Sumbawa besar – Sabalong samalewa
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
[1] HR. Al Hakim, dihasankan Syaikh Al Albani
[2] Allah Ta’ala berfirman:
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”. (Al-Hajj/22 : 70)
[3] Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ، قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ، بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ، قَالَ: وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
“Allah menentukan berbagai ketentuan para makhluk, 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. “Beliau bersabda, “Dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air.” (HR. Muslim)
[4] Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُوْنُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ، فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ، بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama mpat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat puluh hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula, kemudian Dia mengutus seorang Malaikat untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk menulis) dengan empat kalimat: untuk menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia(nya).” (HR. Bukhari Muslim)
[5] firman Allah Ta’ala:
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” [Ad-Dukhaan/44 : 4]
Allah juga berfirman:
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Pada malam itu turun para Malaikat dan juga Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [Al-Qadr/97 : 4-5]
[6] Allah berfirman,
كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
“Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” [Ar-Rahmaan/55 : 29]
[7] Sumber: http://www.alifta.net/fatawa/fatawaDetails.aspx?View=Page&PageID=493&PageNo=1&BookID=5&languagename=
[8] Majmu’ Fatawa wa Rasail 2/93, syamilah
Jazakallah tulisannya pak dr.
wa jazakallahu khaira
Jazakallah khairan Ustadz