Faidah Ringkas

Solusi Sering Malas Beribadah

[Rubrik: Faidah Ringkas]

Rajin dan malas adalah dua sifat yang kadang datang silih berganti dalam aktivitas kita. Terkadang kita rajin untuk melakukan sesuatu, terkadang pula kita malas melakukannya. Malas (al-kasal) dalam syariat kita dianggap sebagai sebuah “penyakit” yang perlu diobati, karena dia bisa menghalangi seseorang dari banyak kebaikan, seperti malas beribadah dan berbuat baik.

Solusi syar’i mengobati sifat malas ini adalah berdoa kepada Allah agar melindungi diri kita darinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering membaca sebuah doa untuk berlindung dari beberapa perkara di antaranya sifat malas,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian.” (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706)

Rasa malas adalah kurangnya motivasi untuk melakukan suatu hal padahal mampu untuk melakukannya. Ketika menjelaskan doa di atas, Imam An-Nawawi rahimahullah berkata,

الكسل: هو عدم انبعاث النفس للخير وقلة الرغبة مع إمكانه وأما العجز: فعدم القدرة عليه

“Al-Kasal (rasa malas) yaitu tidak ada atau kurangnya dorongan (motivasi) untuk melakukan kebaikan padahal dalam keadaan mampu melakukannya. Sedangkan al-‘ajz (kelemahan) tidak ada kemampuan sama sekali.” (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, 9/26)

Senada dengan tafsiran di atas, menurut ilmu psikologi, seseorang berperilaku malas terhadap pekerjaan atau suatu kegiatan sebenarnya disebabkan karena dia tidak memiliki motivasi setiap kali mengerjakannya. Misalnya, dulu ketika kita masih kecil sering disuruh oleh ibu kita membeli bahan-bahan makanan atau yang lainnya di warung terdekat. Tidak jarang kita merasa malas atau terpaksa melakukannya, tetapi jika ibu kita mengiming-imingi uang kembaliannya untuk kita, maka kita pun langsung berangkat berlari ke warung tersebut.

Seorang yang malas beribadah artinya dia kurang motivasi untuk melakukan ibadah tersebut. Boleh jadi dia tidak memahami betul manfaat ibadah tersebut atau tidak mengetahui konsekuensi meninggalkan ibadah tersebut. Umumnya seorang muslim telah memahami konsekuensinya dengan baik, hanya saja setan sering kali menghasutnya dan terkadang orang-orang di sekelilingnya pun memberikan pengaruh buruk kepadanya. Dalam pepatah Arab dikatakan,

ﺍﻟﺼَّﺎﺣِﺐُ ﺳَﺎﺣِﺐٌ

“Sahabat itu bisa mempengaruhi (menarik).”

Oleh karena itu, yang perlu dilakukan oleh seorang muslim adalah dia berlindung kepada Allah, kemudian dia kumpulkan motivasi-motivasi yang bisa menggerakkan semangatnya beribadah. Dia juga berusaha mencari teman pergaulan yang baik yang sama-sama memiliki motivasi untuk rajin beribadah, rajin menuntut ilmu, dan bersemangat melakukan proyek-proyek kebaikan.

Artikel www.muslimafiyah.com
Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK.
(Alumnus Ma’had Al-Ilmi Yogyakarta)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button