Kalimat yang Ditakuti Penduduk Neraka
Kalimat tersebut menyatakan bahwa adzab penduduk neraka akan terus bertambah dan terus bertambah
Sampai kapan? Tidak ada ujung dan akhirnya
Terus-menerus di siksa selama-lamanya dan abadi
Allah berfirman,
ﻓَﺬُﻭﻗُﻮﺍ ﻓَﻠَﻦْ ﻧَﺰِﻳﺪَﻛُﻢْ ﺇِﻟَّﺎ ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ
“Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab.” (QS. An Naba : 30).
Dalam tafsir At-Thabari dijelaskan,
فهم في مزيد من العذاب أبدا.
“Mereka mendapatkan tambahan adzab yang abadi”
Saudaraku se-Islam
Selalu ingat dan saling mengingatkan
Kita di dunia ini hanya sementara dan sangat sebentar
Kematian adalah kepastian
Kita akan kembali kepada Allah
Mempertanggung jawabkan semuanya
Masihkah kita tidak peduli dengan akhirat kita?
Jika lalai dan tidak peduli sama sekali, ketauhilah
Kita tidak sanggup menahan siksa api neraka
Pernahkah melihat orang yang menyesal?
Menyesal sejadi-jadinya
Menyesal setelah nyata sakratul maut
Menyesal setelah bertemu Mungkar & Nakir
Menyesal karena harta dan jabatan
Yang ia cari mati-matian
Ternyata tidak ikut di bawa mati
Sampai melupakan akhiratnya
Kembalikan kepada Allah
Sebagaimanakembalinya anak durhaka pada ibunya
Ketahuilah, Allah sangat sayang kepada hamba-Nya
Melebihi kasih sayang ibu kepada anaknya
Berbahagialah orang yang merantau jauh
Pulang ke kampung halamannya dan sukses
Semoga saya dan anda berbahagia saudaraku
Merantau di dunia ini
Lalu pulang ke kampung kita
Di mana kampung kita?
Kampung tempat ayah kita Nabi Adam sebelumnya
Surga Allah …
Saudaraku
Kita tidak akan sanggup
Menahan beratnya siksa api neraka
Karena pedihnya
Penghuni neraka meminta kematian
Tapi dijawab dengan kekekalan di neraka
Peghuni neraka berkata,
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُم مَّاكِثُونَ
“Mereka berseru: “Hai Malik biarlah Rabbmu membunuh kami saja”. Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)”. (Az-Zukhruf: 77)
Semoga kita di selamatkan dari siksa neraka
Dan dimasukkan ke surga Allah tertinggi
Aamiin yaa mujiibas sa-iliin
@ Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com