Ini Penyebab Kegelisahan Tanpa Diketahui Sebabnya
Peringatan bagi kami pribadi dan kaum muslimin, terkadang kita merasa gelisah, akan tetapi herannya kita tidak tahu mengapa kita gelisah. Tiba-tiba saja merasa sesak dan gelisah tanpa tahu sebabnya. Ternyata sebabnya adalah dosa/maksiat yang ingin kita lakukan atau kita rencananya dalam kesendirian dan masih ada dalam benak kita, walaupun belum kita kerjakan, sehingga akibatnya pun, kegelisahan dalam kesendirian juga
Misalnya:
-Berangan-angan untuk berzina dan membayangkan wanita A
-Sangat hasad dan dengki dengan si B, sehingga memikirkan dan menginginkan rencana jelek baginya
-Berbagai rencana jelek dan doaa lainnya
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
سئل سفيان بن عيينة عن غَمٍّ لا يُعْرَفُ سبَبُه قال: هو ذنب همَمْتَ به في سِرِّك ولم تفعله فجزيت هماًّ به. فالذنوب لها عقوبات السِّرُّ بالسِّرِّ والعلانية بالعلانية
“Sufyan bin ‘Uyainah ditanya mengenai kegeliasahan yang tidak diketahui penyebabnya. Ia menjawab, ‘itu karena dosa/maksiat yang engkau ingin lakukan dalam kesendirian dan belum engkau lakukan. Engkau akan dibalas/ditimpa dengan kegelisahan. Demikianlah hukuman dosa (itu setimpal), dilakukan dalam kesendirian maka hukumannya juga dalam kesendirian, begitu juga jika terang-terangan maka hukumannya juga akan nampak terang-terangan.” [1]
Demikianlah dosa, pasti akan berujung dengan kegelisahan bagi pelakunya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﺨَﻴْﺮَ ﻃُﻤَﺄْﻧِﻴْﻨَﺔٌ ﻭَﺇِﻥَّ ﺍﻟﺸَّﺮَّ ﺭِﻳْﺒَﺔٌ
“Kebaikan akan mendatangkan ketenangan, sedangkan kejelekan akan mendatangkan kegelisahan. ”[2]
Dosa juga menyebabkan jiwa tidak tenang
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺍﻟْﺒِﺮُّ ﺣُﺴْﻦُ ﺍﻟْﺨُﻠُﻖِ ﻭَﺍﻹِﺛْﻢُ ﻣَﺎ ﺣَﺎﻙَ ﻓِﻰ ﻧَﻔْﺴِﻚَ ﻭَﻛَﺮِﻫْﺖَ ﺃَﻥْ ﻳَﻄَّﻠِﻊَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ
“Kebaikan adalah berakhlak mulia, sedangkan kejelekan (dosa) adalah sesuatu yang menggelisahkan jiwa/membuat tidak tenang dan engkau tidak suka jika nampak di tengah-tengah (diketahui) manusia.”[3]
Ibnu Rajab menjelaskan akibat dosa,
ﻣﺎ ﺃﺛَّﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﺪﺭ ﺣﺮﺟﺎً ، ﻭﺿﻴﻘﺎً ، ﻭﻗﻠﻘﺎً ، ﻭﺍﺿﻄﺮﺍﺑﺎً ، ﻓﻠﻢ ﻳﻨﺸﺮﺡ ﻟﻪ ﺍﻟﺼَّﺪﺭ
“Apa yang mempengaruhi dada/hati yaitu berupa kesusahan, kesempitan, kegelisahan dan kegoncangan serta tidak membuat dada menjadi lapang/tenang.” [4]
Perbanyak istigfar dalam kesendirian adalah solusinya. Karena dosa itu bisa hilang dengan istigfar, maka kegelisan juga akan hilang
Salah satu cara meraih kemudahan dalam hidup dan kebahagiaan adalah dengan beristighfar.
Imam Al-Qurthubi rahimahullah menukil dari Ibnu Shubaih dalam tafsirnya, bahwasanya ia berkata,
شَكَا رَجُلٌ إِلَى الْحَسَنِ الْجُدُوبَةَ فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَشَكَا آخَرُ إِلَيْهِ الْفَقْرَ فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَقَالَ لَهُ آخَرُ. ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَرْزُقَنِي وَلَدًا، فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَشَكَا إِلَيْهِ آخَرُ جَفَافَ بُسْتَانِهِ، فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. فَقُلْنَا لَهُ فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: مَا قُلْتُ مِنْ عِنْدِي شَيْئًا، إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ فِي سُورَةِ” نُوحٍ”
”Ada seorang laki-laki mengadu kepadanya Hasan Al-Bashri tentang kegersangan bumi maka beliau berkata kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!”,
yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau berkata kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!”
yang lain lagi berkata kepadanya,”Doakanlah (aku) kepada Allah, agar Ia memberiku anak!” maka beliau mengatakan kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!”
Dan yang lain lagi mengadu tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan pula kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!”
Dan kamipun menganjurkan demikian kepada orang tersebut
Maka Hasan Al-Bashri menjawab:”Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri.tetapi sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh [ayat 10-12].”[5]
Bagaimana jika banyak dosa tetapi tenang-tenang saja?
jawabanya, itu karena hatinya telah sakit bahkan mati sehingga iman dan hatinya tidak bisa mendeteksi dosa dan maksiat, hatinya telah tertutup. Inilah yang dimaksud dalam ayat.
ﻛَﻠَّﺎ ﺑَﻞْ ﺭَﺍﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢْ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﻜْﺴِﺒُﻮﻥَ
“ Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka .” (QS. Al Muthaffifin: 14)
Semoga kita selalu dimudahkan untuk berdzikir di mana saja dan kapan saja, amalan yang sangat mudah untuk lisan dan hati kita.
@Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Catatan kaki:
[1] Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah 14/111[2] HR. Al Hakim 2/51 dalam Mustadraknya. Al-Hakim mengatakan bahwa hadits ini sanadnya shahih. Adz- Dzahabi menegaskan bahwa hadits ini shahih
[3] HR. Muslim
[4] Jami’ul Ulum wal Hikam hal. 256
[5] Jami’ Liahkamil Quran 18/302, Darul Kutub Al- Mishriyah, kairo, cet. Ke-2, 1348 H, Asy-Syamilah
alhamdulillah ini bermanfaat
Aamiin
Terimakasih, plajaran buat sy