AdabBimbingan IslamMuamalahRemaja Islam

Jika Tidak Bisa Segera Menikah, maka Santai, Tenang, dan Damai: Urusan Cinta Setelah Kuliah 

Fokuslah pada Ilmu, pengembangan diri, menghafal Al-Quran dan Hadits, menuntut ilmu agar kelak menjadi manusia yang paling memberikan manfaat. Maka hidup lebih tenang, tidak terusik, dan tidak terganggu.

Tidak coba-coba mendekat dengan bergosip ria, seperti:

“Si fulanah cantiknya 8 tapi si fulanah lebih cantik lagi nilainya 8,5”

“Si fulanah asalnya daerah A, sama dengan daerah antum”

“Ada akhwat ngetop, akhwat kedokteran lho, katanya jadi asisten anatomi, dah lama ngaji, katanya sih banyak yang ngincer, namanya sampai universitas di pulau A …”

Tidak mencoba memboking:

“Ukhti, nampaknya hati saya sudah bertaut kepada ukhti, insyaAllah saya serius sama ukhti, nanti saya akan nikahi ukhti LIMA TAHUN LAGI setelah saya lulus dan dapat kerja”

Tidak mau tahu dengan persaingan cinta tidak halal aktivis dakwah;
Tidak ikut dalam hirup-pikuk ta’aruf palsu yaitu TTM (Ta’aruf Tapi Mesra);
Pokoknya saya tidak ikut, tidak mau tahu dan tidak berkecimpung dulu.

Biar mereka sajalah, kami sementara sibuk bertemankan kitab-kitab di rak kamar, sibuk mendatangi majelis, sibuk menyetorkan hafalan, sibuk berbakti mencari senyum ayah, sibuk menyelesaikan amanah kuliah dari ibu, sibuk menjadi panitia atau bisa juga sibuk memulai bisnis kecil-kecilan sebagai pengalaman.

Karena kami yakin dengan Janji Allah pencipta kami,

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (An-Nur: 26)

Pernahkah kalian berpuasa? Menahan makan dan minum, kemudian kalian berbuka, aduhai nikmatnya. Ya, kami juga berpuasa dari hal tadi, karena kami ingin sama-sama berbuka dengan nikmat, berbuka dengan wanita pencemburu bidadari surga. Maka dikatakan kepada kami –insyaAllah– dalam surga dunia,

وَآتُواْ النَّسَاء صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِن طِبْنَ لَكُمْ عَن شَيْءٍ مِّنْهُ نَفْساً فَكُلُوهُ هَنِيئاً مَّرِيئاً

“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan . Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” [An-Nisa: 4]


Kita sudah tahu kebahagiaan berbuka puasa dari khabar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة عند لقاء ربه

“Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)


Demikianlah bahagia kami berbuka puasa cinta.


@Pogung Dalangan, Yogyakarta tercinta

penyusun:  Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan   follow twitter

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button