Lailatul Qadar: Lebih Memperbanyak Doa dan Dzikir daripada Memperbanyak Shalat
Fokus utama adalah memperbanyak doa dan dzikir (membaca Al-Quran termasuk berdzikir)
Membaca Al-Quran adalah dzikir yang paling baik
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata,
ﺳﻤﻌﻨﺎ ﺃﻥّ ﻗﺮﺍﺀﺓ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺃﻓﻀﻞُ ﺍﻟﺬِّﻛﺮ ﺇﺫﺍ ﻋﻤﻞ ﺑﻪ
“Aku mendengar bahwa membaca Al-Quran adalah dzikir yang paling baik jika diamalkan” (Fikh Al-Ad’iyyah wal Azkar 1/50)
Bukanlah fokusnya lebih memperbanyak shalat
Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul menjelaskan,
ﻟﻴﺲ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﺑﻠﻴﻠﺔ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﺼﻼﺓ .. ! ﻭﻟﻴﺲ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﺑﺄﻥ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﷺ ﺇﺫﺍ ﺩﺧﻠﺖ ﺍﻟﻌﺸﺮ ﺷﺪ ﺍﻟﻤﺌﺰﺭ ﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﺼﻼﺓ، ﺑﻞ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﺍﻻﻋﺘﻜﺎﻑ ﻛﻤﺎ ﻫﻮ ﺣﺎﻟﻪ ﷺ ﻓﻲ ﺳﻴﺮﺗﻪ
ﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﺃﻥ ﻳﺘﻬﻴﺄ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻠﻴﻠﺔ ﺑﺎﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﺍﻟﺬﻛﺮ، ﺃﻻ ﺗﺮﻯ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﺗﺤﺖ ﺭﻗﻢ ( ٣٥١٣ ) « ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ، ﻗَﺎﻟَﺖْ : ﻗُﻠْﺖُ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﺭَﺃَﻳْﺖَ ﺇِﻥْ ﻋَﻠِﻤْﺖُ ﺃَﻱُّ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟﻘَﺪْﺭِ ﻣَﺎ ﺃَﻗُﻮﻝُ ﻓِﻴﻬَﺎ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻗُﻮﻟِﻲ : ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧَّﻚَ ﻋُﻔُﻮٌّ ﺗُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻌَﻔْﻮَ ﻓَﺎﻋْﻒُ ﻋَﻨِّﻲ» . ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ : ” ﻫَﺬَﺍ ﺣَﺪِﻳﺚٌ ﺣَﺴَﻦٌ ﺻَﺤِﻴﺢٌ ” ﺍﻫ
ﻭﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﻃﺄ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻻﻋﺘﻜﺎﻑ ﺑﺎﺏ ﻣﺎ ﺟﺎﺀ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻘﺪﺭ : ﻋَﻦْ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﺃَﻧَّﻪُ ﺑَﻠَﻐَﻪُ ﺃَﻥَّ ﺳَﻌِﻴﺪَ ﺑْﻦَ ﺍﻟْﻤُﺴَﻴِّﺐِ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻘُﻮﻝُ : « ﻣَﻦْ ﺷَﻬِﺪَ ﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀَ ﻣِﻦْ ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ، ﻓَﻘَﺪْ ﺃَﺧَﺬَ ﺑِﺤَﻈِّﻪِ ﻣِﻨْﻬَﺎ» . ﻫﺬﺍ ﻭﺑﺎﻟﻠﻪ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ .
http://mohammadbazmool.blogspot.com/…g-post_59.html
“Bukanlah tujuan lailatul qadar memperbanyak shalat, bukan maksudnya bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengencangkan sabuknya jika memasuki 10 malam akhir yaitu memperbanyak shalat
Tetapi maksudnya adalah i’tikaf sebagaimana dalam sirah/sejarah beliau.
Tujuannya yaitu agar hamba mempersiapkan diri untuk fokus pada doa dan dzikir. Sebagaimana dalam hadits riwayat At-Tirmidzi
ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺃَﻧَّﻬَﺎ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﺭَﺃَﻳْﺖَ ﺇِﻥْ ﻭَﺍﻓَﻘْﺖُ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﻣَﺎ ﺃَﺩْﻋُﻮ ﻗَﺎﻝَ ﺗَﻘُﻮﻟِﻴﻦَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧَّﻚَ ﻋَﻔُﻮٌّ ﺗُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻌَﻔْﻮَ ﻓَﺎﻋْﻒُ ﻋَﻨِّﻲ
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma , dia berkata:
“Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku, jika aku menemui malam al-qadr, doa apa yang akan aku katakan?” Beliau menjawab:
“Katakanlah, Allahuma innaka ‘afuwwun tuh ibbul ‘afwa fa’fu ‘anni
(Wahai Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi maaf, Engkau suka memberi maaf, maka maafkanlah aku)”
Dalam Al-Muwatha’ kitab I’tikaf bab lailatul qadar, Ibnul Musayyib berkata,
ﻣَﻦْ ﺷَﻬِﺪَ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟﻘَﺪْﺭِ ـ ﻳَﻌْﻨِﻲ ﻓِﻲ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔٍ ـ ﻓَﻘَﺪْ ﺃَﺧَﺬَ ﺑِﺤَﻈِّﻪِ ﻣِﻨْﻬَﺎ
“Siapa yang menghadiri shalat berjama’ah pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam Lailatul Qadar tersebut.” (selesai perkataan syaikh Bazmul)
Semoga kita bisa mendapatkan kemuliaan lailatul qadar, amin
Note: bukan berarti shalat di malam lailatul qadar dilarang sama sekali
@Desa Pungka, Sumbawa Besar
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com