Faidah Ringkas

Masjid Resmi Negara Qatar, Bernama Muhammad Bin Abdul Wahhab
(Meluruskan Informasi Tentang Wahabi)

[Rubrik: Faidah Ringkas]

Di balik pergelaran Piala Dunia beberapa waktu lalu di negara Qatar, manusia yang berbondong-bondong menyaksikan pertandingan sepak bola tersebut secara tidak langsung juga menyaksikan bagaimana keseharian penduduk Qatar yang beragama Islam.

Sebelumnya orang-orang Barat banyak yang menganggap Islam adalah agama kekerasan, produsen para teroris, agama yang mengekang wanita dan kebebasan secara mutlak sehingga memancing Islamophobia di beberapa negara. Namun setelah berinteraksi langsung dengan orang-orang Islam di Qatar, anggapan buruk di benak mereka terhadap Islam perlahan memudar.

Qatar merupakan negara yang mayoritas penduduknya Islam, bahkan masjid resmi negaranya diberi nama Masjid Muhammad bin Abdul Wahab, sebagaimana masjid resmi negara Indonesia adalah Masjid Istiqlal. Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang tokoh yang dianggap menyebarkan pemikiran Wahabi di beberapa negara termasuk Indonesia. Uniknya di Qatar nama beliau dijadikan sebagai nama resmi untuk masjid negaranya.

Umumnya nama seseorang tidaklah diabadikan menjadi nama sebuah masjid melainkan dia adalah orang penting. Sama halnya di Indonesia, para pahlawan nasional namanya diabadikan salah satunya dengan menggunakannya sebagai nama jalan. Demikian pula Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, untuk di beberapa negara jazirah Arab, beliau adalah pahlawan dan sosok pelaku sejarah yang penting dan sangat di hormati. Tidak hanya di Saudi Arabia, melainkan juga Bahrain, Kuwait, dan seterusnya, termasuk pula Qatar.

Tentu tidak ada dari masyarakat Indonesia yang suka jika pahlawannya semisal Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, hingga Bapak Soekarno, dicela dan dituduh di negara lain sebagai pembawa ajaran kekerasan dan pemahaman sesat. Demikian pula Muhammad bin Abdul Wahhab bagi para penduduk jazirah Arab.

Musuh-musuh tauhid memberi gelar wahabi dalam konteks negatif kepada setiap kaum muslimin yang mengikuti jalan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Padahal beliau adalah seorang ulama pembaharu yang berusaha mengembalikan Islam ke ajaran yang sebenarnya. Beliau melihat di negerinya banyaknya tersebar berbagai bentuk maksiat, syirik, khurafat, bid’ah, dan sebagainya. Dengan menggandeng penguasa negeri Nejd Muhammad bin Saud yang tertarik dengan dakwah beliau, mereka pun berusaha memurnikan Islam kembali di tanah Arab.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri tidak pernah menamakan ajaran beliau sebagai wahabi, tidak akan pernah kita jumpai di dalam buku-buku beliau dan nukilan-nukilan tentang beliau. Bahkan buku-bukunya adalah buku yang sarat akan ilmu, penuh dengan firmanAllah dan sabda Rasul-Nya.

Oleh karena itu, kami mengajak kaum muslimin apabila mendengar tuduhan jelek tentang dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, maka sebaiknya ia meneliti langsung buku-buku Syaikh atau buku-buku ulama yang seaqidah dengannya, supaya ia mengetahui tentang kebohongan tuduhan-tuduhan tersebut. Sebagaimana perintah Allah kepada kita,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bila seorang fasik datang kepadamu membawa sebuah berita maka telitilah, agar kamu tidak mencela suatu kaum dengan kebodohan, sehingga kamu menjadi menyesal terhadap apa yang kamu lakukan.” (QS Al-Hujurat: 6)

Artikel www.muslimafiyah.com (Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button