Bimbingan IslamRemaja Islamsekedar sharing

Memulihkan Hati Setelah Kecewa Karena Cinta

[Rubrik: Sekedar Sharing]

Berbicara soal cinta itu sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah syair,

bisikan cinta itu bukan hanya sekedar bisikan
tiada yang tahu apa yang telah dikabarkan
urusan cinta tak akan tuntas dengan penalaran
tidak pula dengan analogi dan pikiran
urusan cinta adalah urusan sentuhan hati

(Raudhatul Muhibbin, Ibnul Qayyim)

Benarlah syair tersebut, urusan cinta itu urusan hati. Seorang yang sedang dimabuk asmara, nalarnya tidak bisa berpikir jernih. Setiap waktu setiap detik apabila teringat dengan orang yang dicinta, hatinya langsung berbunga-bunga dan tak peduli dengan apa yang terjadi di sekelilingnya.

Saat pertama kali cinta itu mendatangi hatinya, akan seperti air yang menyirami ladang yang tandus, bunga-bunga di dalam hatinya tiba-tiba bermekaran sampai menutupi nalar dan logikanya.

Namun terkadang, cinta itu tak seindah namanya. Ia bisa menjadi petaka yang berbahaya. Apabila cinta tak bersambut, ia berubah menjadi sumber penyakit. Membuat hati patah, hancur berkeping-keping, terpuruk dan kecewa. Membuat raga tak bersemangat, diajak makan tak enak, dibawa tidur pun tak nyenyak. Bahkan ada yang sampai nekad karena cintanya ditolak, ia mencari dukun untuk bertindak.

Keterpurukan dan kekecewaan itu jangan dibiarkan mengendap dalam hati. Segera bangkit dan carilah penawarnya.

Bagaimana caranya? Coba tips-tips berikut ini:

Segera mencari pengganti

Ada kaidah psikologi dari Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah rahimahullah yang sangat bagus untuk direnungi,

النفس لا تترك شيئاإلا بشيئ

“Jiwa tidak akan meninggalkan sesuatu kecuali apabila ada sesuatu yang lain yang menggantikannya”

Wahai lelaki yang sedang kecewa karena cintanya ditolak! Ada begitu banyak wanita di dunia ini, jangan berfokus hanya pada satu pintu yang telah tertutup. Percuma saja engkau mengetuk pintu yang sudah terkunci. Fokuslah dalam usahamu untuk mencari tempat berlabuh yang lain, barangkali kunci yang berada di genggamanmu itu lebih cocok untuk membuka pintu yang lebih indah dan elok.

Menyibukan diri dengan kegiatan yang positif

Jadikan apa yang telah terjadi padamu sebagai pembelajaran untukmu. Barangkali inilah saatnya untuk lebih giat memperbaiki diri. Sibukkan waktumu untuk menuntut ilmu dan mengamalkannya, karena ada cinta yang jauh lebih pantas untuk diperjuangkan. Cinta yang mulia adalah cinta yang diletakkan pada sesuatu yang mulia. Siapa lagi yang lebih mulia dari Yang Maha Mulia?

Menjauhkan dari segala macam hal yang berkaitan dengan orang tersebut

Otak kita memproses informasi berdasar dari memori peristiwa yang pernah kita alami. Memori-memori itulah yang mempengaruhi bagaimana kondisi emosi kita, dan bisa muncul apabila ada hal-hal yang memicunya. Oleh karena itu jangan heran apabila sewaktu-waktu kita merasa bahagia dan haru tatkala mendengar rekaman suara takbiran. Karena pada saat rekaman itu berputar, kita langsung teringat momen-momen bahagia saat lebaran.

Begitu juga dengan kenangan buruk, jauhkan segala macam pemicu yang menyebabkan kenangan itu muncul. Lupakan segala kenangan yang membuat peristiwa buruk itu terpatri dalam ingatan. Gantilah isi memori otak kita dengan mengingat hal-hal yang pantas untuk diingat, seperti mengingat panasnya siksa api neraka, mengingat indahnya surga, dan mengingat-ingat nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita.

Demikian semoga bermanfaat 🙂

Baca Juga: Kumpulan Artikel Tentang Cinta dan Pernikahan

Artikel www.muslimafiyah.com (Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button