Faidah Ringkas

Muda Kejar Harta Mengorbankan Kesehatan, Tuanya Mengorbankan Harta Untuk Kembali Sehat

[Rubrik: Faidah Ringkas]

Sejatinya setiap manusia dalam kehidupan dunia ini menempuh perjalanan yang terbilang panjang dan melelahkan. Umumnya manusia akan sampai di ujung perjalanannya pada usia 60 hingga 70 tahun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

“Umur umatku antara 60 hingga 70 dan sedikit dari mereka yang melebihi itu.” (HR. Tirmidzi, no. 3550; Ibnu Majah, no. 4236, hasan)

Di tengah perjalanan kehidupan tersebut, hendaknya manusia senantiasa mengintrospeksi dirinya tentang tujuan hidup di dunia dan selalu mengingat hakikat kehidupan ini.

Ketika seseorang mulai mencapai usia 40 tahun, hakikatnya dia tidak lagi muda. Dia pun telah mencapai puncak karir dimana Allah telah memberikan kepadanya berbagai kenikmatan dunia. Dia telah memiliki rumah yang menenteramkan, kendaraan yang nyaman, penghasilan yang stabil, pangkat yang tinggi, dan seterusnya. Hendaknya dia mulai banyak-banyak bersyukur. Allah berfirman,

حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَبَلَغَ أَرۡبَعِينَ سَنَةٗ قَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ

Sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai…” (QS. Al-Ahqaf: 15)

Walaupun kebanyakan orang menganggap masih usia produktif, harusnya disadari bahwa pada usia 40 tahun dia telah menghabiskan dua per tiga kehidupannya. Mestinya pada sepertiga yang tersisa dia mulai mengurangi aktivitas dunia dan mulai memprioritaskan untuk bekal kehidupan akhirat.

Secara medis pun, pada kisaran usia tersebut umumnya disarankan untuk tidak lagi bekerja terlalu keras, tidak lagi ngotot dan ngoyo, tidak lagi lembur begadang seperti ketika muda dulu. Di usia-usia menjelang tua tersebut hendaknya lebih memperhatikan kesehatan fisik dan mental. Jangan sampai pada usia tersebut, dia mengorbankan kesehatannya demi harta yang tak pernah membuat puas, lalu ketika benar-benar tua nanti akhirnya dia terpaksa menghabiskan hartanya demi kesehatan yang sudah hilang.

Padahal bagi orang yang bertakwa, sehat itu lebih penting dari sekedar kaya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النِّعَمِ

“Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan hati yang bahagia adalah bagian dari nikmat.” (HR. Ibnu Majah no. 2141 dan Ahmad 4/69, shahih kata Syaikh Al Albani)

Namun sungguh disayangkan, bukannya berhenti, kebanyakan manusia semakin tua justru semakin tamak dan rakus, demikianlah tabiat umumnya manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ

“Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah.” (HR. Bukhari no. 6436)

Artikel www.muslimafiyah.com (Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button