Selesaikan Semua Urusan Muamalah di Dunia, Jangan Bawa Hingga Akhirat
[Rubrik: Sekedar Sharing]
Dosa-dosa yang berkaitan dengan hak Allah, jika kita memohon ampun dan bertaubat kepadaNya dengan benar maka Allah akan mengampuni karena Allah Maha Pengampun dan Maha Menerima Taubat hamba-hambaNya. Dalam banyak ayat Allah berfirman,
اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
“Sungguh Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah: 37)
اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah: 173)
Berbeda jika dosa tersebut berkaitan dengan hak manusia, seperti menzhalimi orang lain dengan memukulnya atau merampas hartanya. Allah tidak akan mengampuni jenis dosa tersebut kecuali setelah memohon maaf kepada orang yang dizhalimi lalu dia maafkan.
Oleh karena itu, perbuatan zhalim di dunia akan menjadi tanggungan yang sangat berat di akhirat, yang akan menyulitkan hisab seorang hamba. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإنَّ الظُّلمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Jauhilah kezhaliman karena kezhaliman adalah kegelapan di hari kiamat” (HR. Bukhari, no. 2447 dan Muslim, no. 2578).
Jika kita merasa pernah menzhalimi orang lain dengan mencacinya, menganiayanya, merampas haknya, menodai kehormatannya, maka segeralah meminta maaf dan meminta agar menghalalkannya selama kita masih hidup. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
“Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada hari kiamat) bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezhalimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizhaliminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya.” (HR. Bukhari, no. 2449)
Jika perlu, lakukan segala cara agar dia berkenan memaafkan, dengan mengganti haknya yang pernah kita ambil, memberinya hadiah agar hatinya luluh, berbuat baik kepada keluarga dan anak-anaknya agar dia simpati, dan lain sebagainya. Sebagaimana kita pernah menzhaliminya, maka kita pun berusaha menghalalkannya. Semua ini dilakukan supaya masalah tersebut tidak berlanjut di akhirat.
Tetapi jika kita sudah berusaha meminta maaf dan bersungguh-sungguh melakukan berbagai cara agar dia menghalalkannya namun dia tetap tidak ingin memaafkan, maka urusan tersebut kembali kepada Allah. Paling tidak kita sudah punya hujjah di hadapan Allah saat ditanyai di pengadilanNya kelak.
Artikel www.muslimafiyah.com (Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)