Bimbingan IslamMuamalah

Ternyata Kita Sering Baca Doa Agar Berjiwa Pemimpin

Ternyata kita sering atau sangat sering membaca doa agar kita memiliki jiwa pemimpin, menjadi panutan, bersegera dalam kebaikan agar bisa menjadi teladan bagi orang lain. Doa tersebut agar mejadikan kita bukan mental “kerupuk dan tempe” atau mental  “membebek dan membeo” tanpa arah yang jelas. Jiwa pemimpin yang minimal bisa memimpin diri sendiri ke arah yang lebih baik.

Doa tersebut adalah sebagaimana dalam Al-Quran:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

 “Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Al Furqon: 74).

Ya, jadikanlah kami IMAM (pempimpin).

Muhammad bin Ya’qud Al-Fairuz Abadi rahimahullah menukilkan tafsir Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma,

اجعلنا صالحين لكي يقتدوا بنا

“jadikan kami orang-orang shalih yang mereka akan meneladani kami”[1]

Dalam Tafsir Al-Qurthubi dijelaskan,

أي قدوة يقتدى بنا في الخير، وهذا لا يكون إلا أن يكون الداعي متقيا قدوة

“Yaitu qudwah yang mereka bisa meneladani kita dalam kebaikan, dan tidaklah menjadi qudwah kecuali da’i  yang bertakwa.”[2]

 

Bersegera dalam kebaikan dan menjadi qudwah

kita diperintahkan untuk bersegera dalam kebaikan dan berlomba-lomba.

عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم بمنكبي فقال: “كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل” وكان ابن عمر رضي الله تعالى عنهما يقول: إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ من صحتك لمرضك، ومن حياتك لموتك. رواه البخاري

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.”[3]

 

Allah Ta’ala berfirman,

فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ

“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan”. (Al-Baqarah: 148)

 

وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (Al-Imran:133)

 

Paling minimal menjadi pemimpin bagi diri sendiri

setiap kita adalah pemimpin yang akan mempertanggung jawabkan di dunia dan akhirat. Sahabat Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda,

« ألا كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته ، فالأمير الذي على الناس راع وهو مسئول عن رعيته ، والرجل راع على أهل بيته وهو مسئول عنهم ، والمرأة راعية على بيت بعلها وولده وهي مسئولة عنهم ، والعبد راع على مال سيده وهو مسئول عنه ، ألا فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته » . رواه مسلم

“Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (pemimpin negara) adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang rakyat yang dipimpinnya. Seorang lelaki/suami adalah pemimpin bagi keluarga nya dan ia akan ditanya tentang mereka. Wanita/istri adalah pemimpin terhadap rumah suaminya dan anak suaminya dan ia akan ditanya tentang mereka. Budak seseorang adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang orang yang dipimpinnya.”[4]

 

Demikian semoga bermanfaat

 

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam

 

@Pogung Lor, Yogyakarta Tercinta

Penyusun:  Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

 

silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan   follow twitter

 

 


[1] Tanwirul Miqbas hal 306, Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah, Libanon, syamilah

[2] AL-Jami’ liahkamil Quran 13/83, Darul Kutub Al-Mishriyyah, Koiro, 1384 H, cet ke-2, syamilah

[3] HR. Bukhari, hadist Arbain ke-40

[4] HR. Al-Bukhari no. 5200, 7138 dan Muslim no. 4701

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button