AdabBimbingan IslamMuamalah

Terus Berlatih Berjiwa Besar Mengakui Kesalahan dan Segera Memperbaikinya

Terkadang berat mengakui kesalahan dan manusia cenderung tidak ingin bersalah dan dipersalahkan. Akan tetapi kita perlu terus dan terus berlatih untuk bisa mengakui kesalahan. Kemudian “menebusnya” dengan memperbaiki dan melakukan kebaikan.

Mengakui kesalahan merupakan ajaran para nabi dan orang shalih.

Nabi Adam ‘alaihissalam mengakui kesalahannya dan memohon ampun,

قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

 Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (Al-A’raf: 23)

Nabi Yunus‘alaihissalam mengakui kesalahannya,

وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِباً فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَسُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

 Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap : “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” (Al-Anbiya’:87)

Nabi Musa ‘alaihissalam juga mengakui kesalahannya,

قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 Musa berdoa “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku”. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al-Qashash: 16)

 

Tidak ada salahnya meminta maaf. Bahkan terkadang sakitnya hati dan fisik bisa terobati dengan sebuah kata “maaf” yang tulus dari hati yang terdalam. Bisa jadi karena sifat dasar mudah menggampangkan atau meremehkan si koleris menganggap bahwa hal-hal seperti itu dia anggap kecil sehingga tidak perlu minta maaf. Ia bisa jadi berkata “paling besok juga lupa”. Padahal tidak semua manusia seperti itu, bahkan ada beberapa manusia yang sensitif hatinya dan mudah tersinggung.

Semoga kita diberikan kebaikan berupa berjiwa besar dan mau mengakui kesalahan kita.

@Laboratorium Klinik RSUP DR Sardjito, Yogyakarta tercinta

Penyusun:  Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan   follow twitter

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button