Gangguan Mental Tanda Kurang Iman?
[Rubrik: Faidah Ringkas]
Belakangan ini, pembahasan tentang mental health semakin ramai diperbincangkan. Semakin kesini orang-orang semakin sadar pentingnya menjaga mental tetap sehat. Sebagaimana tubuh dan jasmani, mental dan jiwa juga perlu dijaga kesehatannya. Sebenarnya, apa yang memicu terjadinya gangguan jiwa dan mental?
Sebagian orang menilai, kesehatan mental berkaitan erat dengan keimanan, artinya orang yang terkena gangguan mental disebabkan kurang iman. Tentu anggapan ini kurang benar, karena penyebab seseorang bisa menderita gangguan jiwa itu bermacam-macam atau disebut multifaktorial.
Di antara penyebabnya seperti karena faktor genetik atau keturunan. Artinya seseorang yang memiliki Riwayat keluarga entah ayah, ibu, atau saudara terdekatnya dengan gangguan jiwa, memiliki resiko mengalami gangguan jiwa juga. Selain itu, faktor stress berlebih juga bisa memicu. Demikian pula kejadian traumatic yang pernah menimpanya, seperti kecelakaan, kekerasan, pelecehan, perundungan, menjadi korban perang atau korban bencana.
Adapun menggeneralisir orang-orang yang terkena gangguan jiwa disebabkan karena lemah iman atau karena kurang shalat dan berdzikir, itu adalah tuduhan yang kurang bijak dan sangat keliru. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Ustaimin pernah ditanya,
سُئل الشيخ: كانت تُصيبُني آلامٌ كثيرةٌ واكتئابٌ وضَجَرٌ، وخفقانُ قلب وبكاءٌ، وغيرُها، وكنت أحتسِب الأجر والثواب من الله، ولكن قال لي شخص: هذا دليل على ضَعْفِ الإيمان، فهل هذا صحيح؟
Syaikh ditanya: Dulu aku sering menderita penyakit yang banyak, depresi, bosan, jantung berdebar-debar, menangis sedih dan lain-lain. Aku mengharapkan pahala dan balasan dari Allah, namun ada yang berkata kepadaku: Ini tanda lemahnya iman, apakah ini benar?
فأجاب رحمه الله : هذا ليس من ضعف الإيمان، بل هذا من البلاء الذي يبتلي به الربُّ عزَّ وجَلَّ عبدَه ليبلوه أيصبرُ أم لا يصبر
Syaikh rahimahullah menjawab: Ini bukan karena lemahnya keimanan, bisa jadi ujian yang diberikan dari Allah kepada hamba-Nya untuk menguji apakah ia bersabar atau tidak. 1
Sama seperti sakit pada fisik, penyebabnya bisa beraneka ragam. Pada akhirnya Allah menakdirkan itu terjadi untuk menguji apakah kita bisa bersabar atau tidak.
Mungkin ada benarnya jika iman yang lemah dan ibadah yang kurang bisa memicu gangguan kejiwaan, tapi tidak berlaku sebaliknya secara mutlak. Sekali lagi, karena faktor penyebab gangguan mental ada banyak.
Sebagai seorang mukmin, untuk menyembuhkan penyakit mental perlu menempuh dua sebab, yaitu sebab kauni dan sebab syar’i. Sebab kauni seperti dengan berobat ke dokter, konsultasi ke psikolog atau psikiater. Sebab syar’i seperti dengan beriman kepada takdir, rajin beribadah, dan banyak berdoa kesembuhan kepada Allah Ta’ala. Allah berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ
“Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS An-Nahl: 97)
Artikel www.muslimafiyah.com
Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK.
(Alumnus Ma’had Al-Ilmi Yogyakarta)
- (Dinukil dari artikel website https://ar.islamway.net/article/82944/) ↩︎