Benarkah Durian Sumber Penyakit?

[Rubrik: Faidah Ringkas]
Siapa yang tak mengenal buah durian. Meski sejumlah orang tak suka dengan baunya yang menyengat, tetapi sebagian besar Masyarakat kita di Indonesia banyak yang menggemari buah ini. Jika musimnya tiba, para maniak durian akan berbondong-bondong berpesta durian. Rasanya yang nikmat dan baunya yang candu membuat pecinta durian ketagihan untuk terus memakannya. Durian ini buah dari surga, kata mereka.
Di sisi yang lain, sebagian orang mengatakan bahwa durian ini justru tidak sehat dan bisa memicu munculnya berbagai penyakit seperti darah tinggi, diabetes, hingga penyakit jantung dan stroke. Menurut mereka, ada berbagai bukti di lapangan yang menguatkan statemen ini. Apakah benar demikian?
Singkatnya, pernyataan tersebut adalah keliru, sebab durian termasuk dalam buah-buahan yang memiliki berbagai kandungan gizi. Dalam durian terkandung serat, protein, vitamin C dan B, thiamin, mangan, kalium, kalsium, dll. Sehingga tidak tepat jika dikatakan secara mutlak bahwa makan durian itu akan memicu munculnya penyakit.
Lantas mengapa ada sebagian orang yang setelah mengonsumsi durian malah merasakan keluhan sakit seperti sakit kepala atau pusing? Jawabannya, kemungkinan besar karena dia mengonsumsi durian secara berlebihan, kembali lagi pada kebiasaan banyak orang yang jika makan durian maka mereka akan pesta durian. Apapun yang berlebihan tidak akan baik.
Prinsip inilah yang menjadi konsep utama dalam mengonsumsi makanan. Selama halal dan thayyib, silakan dimakan asal tidak berlebihan. Allah berfirman,
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوٓا
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه
“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihkannya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas.” (HR At-Tirmidzi, no. 2380)
Maksudnya, perut yang penuh dengan makanan bisa merusak tubuh. Syaikh Al-Mubarakfury menjelaskan,
ﻭﺍﻣﺘﻼﺅﻩ ﻳﻔﻀﻲ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻔﺴﺎﺩ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺍﻟﺪﻧﻴا
“Penuhnya perut (dengan makanan) bisa menyebabkan kerusakan agama dan dunia (tubuhnya).” (Tuhfatul Ahwadzi)
Kesimpulannya, makanan yang kita makan, termasuk durian, merupakan anugerah dari Allah. Allah telah menghalalkan makanan-makanan tersebut dan memberikan kebaikan di dalamnya. Jangan sampai kita sendiri yang menghalangi diri kita menikmati anugerah tersebut, serba takut makan ini dan itu. Bukan durian yang salah, namun kitalah yang berperilaku buruk, jika makan sukanya berlebihan, pola hidup pun tidak sehat, jarang berolahraga, doyan begadang, tak bisa mengelola stress, dan seterusnya.
Lebih dari itu, sesekali menikmati durian yang agak banyak boleh-boleh saja, asalkan tidak ada faktor risiko atau komorbid beberapa penyakit semisal hipertensi, diabetes, kolesterol. Lalu setelah mengonsumsi durian yang agak banyak tersebut, berikutnya batasi atau kurangi asupan karbohidrat dan gula pada hari itu. Semoga Allah memberikan kesehatan kepada kita semua.
Artikel www.muslimafiyah.com
Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK.
(Alumnus Ma’had Al-Ilmi Yogyakarta)