Doa Mencegah Terjadinya Banjir
Musim hujan telah tiba, bagi mereka yang daerahnya sering terkena banjir hendaknya sering membaca doa ini. Sebagai bentuk tawakkal kemudian berusaha mencari sebab terhindar dari banjir. Untuk mencegah banjir akibat hujan yang deras dan terus menerus, maka kita di ajarkan agar membaca doa agar hujan berhenti dan tidak menimbulkan bencana. Doanya sebagai berikut.
اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ عَلَى اْلآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
(Allahumma hawaalainaa wa laa ‘alainaa, Allahumma ‘alal aakaami wadz dzirabi wa buthunil adwiyati wa manabitis syajari)
“Ya Allah, Hujanilah di sekitar kami, jangan kepada kami. Ya, Allah, Berilah hujan ke daratan tinggi, beberapa anak bukit perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.” [1]
Atau untuk ringkasnya membaca:
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا، وَلاَ عَلَيْنَا
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak kepada kami.”
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata menjelaskan hadits,
المراد بالحديث الدعاء بصرف المطر عن الأبنية والدور، والآكام جمع أَكمةٍ بفتح الهمزة، وهي الجبل الصغير أو ما ارتفع من الأرض. والظِّراب بكسر الظاء جمع ظرب بكسر الراء، وهو الرابية الصغيرة، وأما ذكر الأودية فلأنها يتجمع فيها الماء ويمكث مدة طويلة ينتفع منه الناس والبهائم.
“Maksud hadits ini adalah memalingkan hujan dari pusat kehidupan, al-aakaam adalah jamak dari akmah dengan memfathahkan hamzah, yaitu gunung kecil atau apa yang tinggi di bumi (dataran tinggi). Adz-dziraf maknanya adalah bukit yang kecil. Adapun penyebutan lembah karena disitulah tempat berkumpulnya air dalam waktu yang lama sehingga bisa dimanfaatkan oleh manusia dan binatang ternak.”[2]
Ibnu Daqiq Al-‘Ied rahimahullah berkata menjelaskan hadits,
وَفِيهِ دَلِيلٌ عَلَى الدُّعَاءِ لِإِمْسَاكِ ضَرَرِ الْمَطَرِ. كَمَا اُسْتُحِبَّ الدُّعَاءُ لِنُزُولِهِ عِنْدَ انْقِطَاعِهِ. فَإِنَّ الْكُلَّ مُضِرٌّ
“Hadis ini merupakan dalil doa memohon dihentikan dampak buruk hujan, sebagaimana dianjurkan untuk berdoa agar turun hujan, ketika lama tidak turun. Karena semuanya membahayakan (baik lama tidak hujan atau hujan yang sangat lama, pent).”[3]
Syaikh Abdul Aziz bin Biz rahimahullah berkata,
وما دام ما فيه مضرّة فالحمد لله، يقول: اللهم صيّباً نافعاً، مطرنا بفضل الله ورحمته، اللهم اجعله مباركاً، فإذا شقّ عليهم يقولون: ((اللهم حوالينا ولا علينا)
“Selama hujan tidak membawa bahaya maka –alhamdulillah- ucapkan doa:
Allahumma shayyiban nafi’a, muthirna bifadhlillahi wa rahmatihi, Allahummaj’alhu mubarakan
Jika hujan ini memberatkan, maka berdoalah:
“Allahumma hawalaina wa laa ‘alaina”[4]
Demikian semoga bermanfaat
@Pogung Lor, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan follow twitter
[1] HR. Al-Bukhari 1/224 dan Muslim 2/614
[2] Fathul Baari 2/505, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, syamilah
[3] Ihkam Al-Ahkam, 1/358. Mathba’ah As-Sunnah Muhammadiyyah, syamilah
[4] Sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/4123