AdabBimbingan IslamMuamalah

Keras Terhadap Saudaranya Se-Islam

Saudaraku se-Islam, kita telah dipersaudarakan dalam keindahan agama Islam. Hendaknya kita saling berkasih sayang terhadap sesama dan keras terhadap orang kafir yang memerangi Islam (kalau kafir yang tidak memerangi, maka wajib berbuat baik dan adil terhadap mereka).

Bukannya Terbalik:

“Lembut dengan orang kafir, tapi keras dengan sesama muslim”

Perhatikan firman Allah,

ﺃَﺷِﺪَّﺁﺀُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻜُﻔَّﺎﺭِ ﺭُﺣَﻤَﺂﺀُ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ

“Mereka adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (QS. Al-Fath :29)

Semoga kita sadar, terkadang sesama kaum muslimin mereka keras, nyinyir, tampang seram jika bertemu, padahal mereka adalah bersaudara.

Allah berfirman,

ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُؤْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺇِﺧْﻮَﺓٌ ﻓَﺄَﺻْﻠِﺤُﻮﺍ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﺧَﻮَﻳْﻜُﻢْ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﺮْﺣَﻤُﻮﻥَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah BERSAUDARA, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat” (QS. Al-Hujurat: 9-10)

Jangan Sampai:

  • Sesama muslim muka sangar sedangkan dengan non-muslim lebih ramah
  • Sesama muslim jika berselisih main fisik, dengan non-muslim bermusyawarah hangat mencari penengah dan solusi
  • Sesama muslim suuzan, nyinyir dan menyindir, dengan non-muslim bicara lembut, memperbaiki dan husnuzan
  • Sesama muslim tidak toleransi jika ada perbedaan fikih yang sama-sama kuat pendapatnya, dengan non-muslim toleransi kebablasan dengan ikut serta dalam acara keagamaan mereka
  • dll

Catatan Penting:

Terhadap kafir kita harus adil dan berbuat baik, akan tetapi jika kita ramah dengan non-muslim tentu dengan sesama muslim harus lebih ramah lagi. Jika berbuat baik pada non-muslim, tentu pada saudara se-Islam lebih baik lagi.

Jika dalam keadaan berselisih saja kita harus tetap bersaudara se-Islam apalagi tidak dalam keadaan berselisih?

Perhatikan Perkataan Imam Syafi’i Berikut:

Beliau berkata kepada Abu Musa,

يَا أَبَا مُوْسَى، أَلاَ يَسْتَقِيْمُ أَنْ نَكُوْنَ إِخْوَانًا وَإِنْ لَمْ نَتَّفِقْ فِيْ مَسْأَلَةٍ

“Wahai Abu Musa, bukankah kita tetap bersaudara (bersahabat) meskipun kita tidak bersepakat dalam suatu masalah?” (Siyar A’lamin Nubala’, 10: 16).

Demikian semoga bermanfaat.

@Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel: www.muslimafiyah.com

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button