Larangan Mengolok-olok Agama dan Menjadikan Agama Sebagai Bahan Candaan
Mungkin ada yang tidak sadar, mungkin karena belum tahu, semoga diampuni, yaitu menjadikan agama sebagai bahan candaan dan mengolok-olok agama baik serius maupun bercanda.
Ini sangat penting, sehingga dibahas dalam pelajaran TAUHID. Kalau mengolok-olok agama (istihzaa’) mungkin sedikit, karena sudah tahu, tapi ada saja orangnya, terutama dari kalangan liberal.
Contoh mengolok-olok dalam agama, baik serius maupun sekedar bercanda yang tidak boleh:
“Untuk jenggot sebagai sunnah, dibilang kambing”
“Untuk sunnah cadar, dibilang: ‘awas ninja lewat !“
“Al-Quran juga kitab porno, ada bicada tentang itu”
“Kalau ikut ajaran Islam, maka bisa ketinggal zaman”
Contoh menjadikan agama sebagai bahan candaan:
“Ustadz boleh tidak berbuka dengan air rasa sirup? Boleh saja asalkan jangan berbuka dengan sirup rasa ingin memiliki”
“Zaman pemilu: Tasyahhud itu sah kalau 1 jari, bukan 2 jari (milih nomor 1)”
“Saya bilang lho bahasa Arab, nih saya baca Alfatihah, tuh kan saya bisa bahasa Arab”
Dan contoh yang lainnya, masih banyak bahan candan yang lainnya untuk bercanda yang mubah, sebaiknya jangan pakai agama sebagai bahan candaan, karena ini bisa mengantarkan ke arah mengolok-olok agama.
Kita khawatir akan terjerumus dalam ancaman berikut,
ﻭَﻟَﺌِﻦ ﺳَﺄَﻟْﺘَﻬُﻢْ ﻟَﻴَﻘُﻮﻟُﻦَّ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻧَﺨُﻮﺽُ ﻭَﻧَﻠْﻌَﺐُ ۚ ﻗُﻞْ ﺃَﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗَﺴْﺘَﻬْﺰِﺋُﻮﻥَ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﺘَﺬِﺭُﻭﺍ ﻗَﺪْ ﻛَﻔَﺮْﺗُﻢ ﺑَﻌْﺪَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧِﻜُﻢْ
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya BERSENDA GURAU dan BERMAIN-MAIN saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu BEROLOK-OLOK?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman… [At Taubah : 65-66]
Mari kita beritahu saudara kita yang belum mengetahui dan kita dakwahkah terus TAUHID sebagai prioritas dan terbukti telah membawa kejayaan Islam.
@RS Mitra Sehat, Wates Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Assalamualaikum… Bagaimana dengan Rasulullah yang pernah bercanda dengan berkata Nenek-nenek tidak akan masuk surga??
wa’alaikumussalam, iya benar, dan bercandanya adalah benar karena di surga semuanya usianya muda
Wa’alaikumussalam sebenernya dalam islam tidak melarang bercanda karena rasul sendiri suka bercanda dan yg ente sebutin itu salah satu contohnya. Kalo pengen lebih memahaminya pelajari sirah nabawiyyah biar kita tau bagaimana bercanda yg dicontohkan oleh rosul kita ????.
Kurang lebih mohon maaf, kebenaran datangnya dari allah maka janganlah kamu termasuk orang yg ragu
Izin copas ya admin.
Silahkan
Assalamualaikum ustadz, jika orang yang terjerumus bagaimana cara taubatnya ustadz
Waalaikumussalam. Tinggal bertaubat saja akh, misalnya dengan shalat taubat, atau beristighfar kepada Allah. Setelah itu menyesalinya, meninggalkannya, dan bertekad tidak mengulanginya lagi. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun.
Assalamualaikum ustadz, bagaimana cara bertaubatnya ustadz jika orang yang telah terjerumus
Waalaikumussalam. Tinggal bertaubat saja akh, misalnya dengan shalat taubat, atau beristighfar kepada Allah. Setelah itu menyesalinya, meninggalkannya, dan bertekad tidak mengulanginya lagi. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun.
Assalamualaikum ustadz, izin bertanya, Ana pernah belajar bab ini di youtube, dan ana menyesal dan bertaubat kepada Allah ustadz, ana juga (semoga bukan riya, tapi ana menangis kepada Allah karena takut masuk pada bab ini) dan ana bertekad untuk benar benar menjauhi hal-hal semacam ini ustadz, namun ustadz, ana khawatir (*mungkin) ana terjatuh pada dosa ini lagi ustadz, bagaimana ya ustadz? ana takut ustadz, dan semoga Allah mengampuni dosa ana dan kita semua, dan menjauhkan ana dari segala macam kesyirikan, kekufuran, kekafiran, dari segala macam pembatal-pembatal keislaman, dan dari siksa api neraka walaupun yang paling ringan dan walapun yang paling sebentar. Semoga Allah menteguhkan hati ana di atas agama-Nya, dan semoga Allah mematikan ana dalam keadaan khusnul hotimah.
* NB : ana tulis kata mungkin karena ana tidak tau secara pasti apakah kalimat yang terlepas termasuk pada hal ini karena sebelum kalimat tersebut terlpas dari lisan, tidak ada pikiran bahwa kalimat tersebut termasuk pada bab ini dan juga tidak ada niatan untuk melakukan dosa ini, hanya saja ketika kalimat tersebut terlapas, muncul kehawatiran
Waalaikumussalam. Anda sudah menempuh langkah awal yang sangat baik, punya kesadaran diri dan tekad utk tidak terjatuh dalam hal ini. Berikutnya, silakan dipelajari apa saja yg termasuk dalam larangan, lalu berusaha menjauhinya. Sesuatu yang tidak disengaja dan belum diketahui maka Allah memaafkannya, selama kita terus mau belajar.
Semoga Allah beri taufiq dan istiqamah untuk semuanya.