Faidah RingkasKesehatan Islam

Makan Kurma Bagi Penderita Diabetes

[Rubrik: Faidah Ringkas]

Kurma adalah salah satu jenis makanan pokok di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan terdapat banyak hadits yang menerangkan sunnahnya memakan buah ini dalam berbagai momentum, semisal ketika berbuka puasa, ketika makan sahur, saat hendak berangkat menuju shalat ‘id, dan sebagainya. Diriwayatkan dalam sebuah hadits,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada ruthob (kurma basah), maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air.” (HR. Abu Daud no. 2356, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Selain itu, kurma dinilai memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Diantaranya adalah membantu mencukupi kebutuhan gizi dan kalori, melancarkan sistem pencernaan, membantu mencegah penyakit kronis, bisa menstabilkan gula darah, dan lain sebagainya. Sehingga kurma sangat layak dikonsumsi oleh siapapun.

Tetapi rasa buah kurma yang kerap disebut menjadi salah satu pantangan makanan untuk penderita diabetes, karena dianggap bisa meningkatkan kadar gula darah secara drastis.

Faktanya, menurut studi penelitian, mengonsumsi kurma tidak memberikan efek yang signifikan pada peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes, sebab kurma memiliki indeks glikemik yang rendah.

Hanya saja, masing-masing penderita diabetes memiliki takaran jumlah kurma yang berbeda-beda yang aman untuk dikonsumsi. Selain itu, agar gula darah tetap terjaga, seorang penderita diabetes yang telah mengonsumsi kurma maka sebaiknya tidak mengonsumsi makanan atau minuman manis lainnya.

Yang paling penting juga adalah tetap menjaga pola makan sehat serta rutin berolahraga 30 menit setiap harinya, dan jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter atau pun ahli gizi.

Artikel www.muslimafiyah.com
Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK. (Alumnus Ma’had Al-Ilmi Yogyakarta)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button