Pelajari Dahulu Adab Dan Akhlaknya Baru Ilmunya
Sebagian penuntut ilmu mungkin ada yang terlupakan ketika belajar agama dari seorang guru atau ustadz. Yaitu mencontoh juga akhlak dan penerapan ilmunya. Sebagian masih fokus terhadap ilmu yang dipelajari. Bahkan ada juga guru atau ustadz yang akhlaknya tidak bagus atau kurang baik, bersikap kasar dan tidak penuh hikmah. Sehingga inilah yang dicontoh oleh para murid-muridnya. Sehingga akhlaknya menjadi kasar, wajah seram dan tampang sangar.
hendaknya seseorang berusaha mencari guru dan ustadz yang menerapkan ilmunya terutama masalah akhlak. Karena akhlak yang baik sesama manusia, memudahkan manusia, membuat manusia gembira serta menjaga amanah. Maka, satu saja contoh yang baik dalam masyarakat bisa menggantikan 1000 kajian dan majelis ilmu tentang akhlak.
kita bisa melihat kisah mereka para ulama yang sukses menuntut ilmu dan menjadi bermanfaat bagi kaum muslimin. Mereka sangat memeprhatikan akhlak dan berusaha mencontoh akhlak para guru mereka.
Ibu Imam Malik rahimahullahu, sangat paham hal ini dalam mendidik anaknya, beliau memerhatikan keadaan putranya saat hendak pergi belajar. Imam Malik rahimahullahu mengisahkan,
قال مالك: قلت لأمي: ” أذهب، فأكتب العلم؟ “، فقالت: ” تعال، فالبس ثياب العلم “، فألبستني مسمرة، ووضعت الطويلة على رأسي، وعممتني فوقها، ثم قالت: ” اذهب، فاكتب الآن “، وكانت تقول: ” اذهب إلى ربيعة، فتعلًّمْ من أدبه قبل علمه
“Aku berkata kepada ibuku, ‘Aku akan pergi untuk belajar.’ Ibuku berkata,‘Kemarilah!, Pakailah pakaian ilmu!’ Lalu ibuku memakaikan aku mismarah (suatu jenis pakaian) dan meletakkan peci di kepalaku, kemudian memakaikan sorban di atas peci itu. Setelah itu dia berpesan, ‘Sekarang, pergilah untuk belajar!’ Dia juga pernah mengatakan, ‘Pergilah kepada Rabi’ah (guru Imam Malik, pen)! Pelajarilah adabnya sebelum engkau pelajari ilmunya!’.” (‘Audatul Hijaab 2/207, Muhammad Ahmad Al-Muqaddam, Dar Ibul Jauzi, Koiro, cet. Ke-1, 1426 H, Asy-Syamilah)
Berkata Adz-Dzahabi rahimahullahu,
كان يجتمع في مجلس أحمد زهاء خمسة آلاف – أو يزيدون نحو خمس مائة – يكتبون، والباقون يتعلمون منه حسن الأدب والسمت
“Yang menghadiri majelis Imam Ahmad ada sekitar 5000 orang atau lebih. 500 orang menulis [pelajaran] sedangkan sisanya hanya mengambil contoh keluhuran adab dan kepribadiannya.” [Siyaru A’lamin Nubala’ 21/373, Mu’assasah Risalah, Asy-syamilah]
Demikianlah karena akhlak yang baik adalah hal yang cukup sulit diterapkan dan manfaatnya sangat terasa bagi kaum muslimin, tidak heran jika ia adalah hal yang paling banyak menyebabkan sesorang masuk surga
Demikian pula sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ اَلْجَنَّةَ تَقْوى اَللَّهِ وَحُسْنُ اَلْخُلُقِ
“Yang paling banyak memasukkan ke surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia”(HR At-Thirmidzi, Ibnu Maajah dan Al-Haakim dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)
@Gedung Radiopoetro, FK UGM, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan follow twitter