Bimbingan IslamMuamalahsekedar sharing

Pendidikan Mempertimbangkan Ilmu Praktis dan Lebih Fokus

(Sekadar berbagi, karena saya bukan ahli pendidikan, bisa benar dan bisa salah, jadi mohon masukan dan diskusi untuk pendidikan yang lebih baik, tentu tanpa debat)

Semoga pendidikan lebih banyak ke ilmu praktis dan fokus (tidak semua dipelajari).

Serta tidak mendidik menjadi mental pegawai saja, tetapi membangun mentalitas pengusaha dan membuka serta mengembangkan lapangan kerja.

Dahulu, belajar rumus fisika tingkat tinggi dan bisa memecahkannya, tetapi membuat kumparan sederhana tidak bisa (praktik sangat kurang).

Ada seorang teman pindahan dari Australia, ketika menghitung fisika, dia mengeluarkan kalkulator canggih. Dia berkata, “Zaman sekarang sudah canggih.” Bisa jadi ia kurang minat di Fisika dan punya kelebihan di bagian lainnya.

Belajar di SMA, hampir semua bidang dipelajari. Alhamdulillah, dengar berita sekarang penjurusan sudah mulai sejak kelas 1 SMA (zaman saya kelas 3). Jadi semua dipelajari, bisa jadi ada yang kurang bermanfaat dan kurang diminati sehingga ada kesan terpaksa.

Jadi ingat ketika ada pertukaran pelajar, ada siswa dari Brasil. Dia sangat bingung pelajaran matematika dan fisika, sangat cuek tidak bisa mengerjakan (bukan minatnya). Ternyata di Brasil dia mengambil kelas olahraga. Wah, pantas saja, belajar itu memang harus dinikmati dan fokus.

Ingin mengusulkan bahwa di setiap jurusan “disisipkan” pelajaran “menjadi pengusaha pada bidangnya”, “disisipkan” jika memang tidak bisa jadi mata pelajaran, misalnya mengundang pengusaha di bidangnya.

Contoh: Kuliah kedokteran, mengundang seorang dokter yang juga membuka usaha RS atau klinik, sesekali saja untuk berbagi bagaimana membuka klinik dan RS (berbagi tentang usaha).

Fakultas peternakan mengundang pengusaha ternak, pertanian dan teknik bisa juga demikian. Bisa jadi ada beberapa mahasiswa yang punya jiwa bisnis, sehingga tertarik, kemudian bisa merintis membuka lapangan pekerjaan sesuai dasar ilmunya. Jadi tidak bersiap-siap jadi pegawai saja.

Poin-Poin Lain yang Bisa Dibahas

  • Pelajaran adab dan akhlak lebih utama, terutama ketika usia anak-anak.
  • Perhatian terhadap guru dan pendidik.
  • Penilaian terhadap nilai ujian teori semata, perlu menilai yang lainnya. Karena ujian di atas kertas baru sebatas teori saja, bisa memecahkan masalah di atas kertas, belum tentu bisa memecahkan solusi di lapangan.

Sebagai seorang muslim, tentu perlu doa dan unsur keimanan. Pendidikan yang sukses dunia akhirat harus disertai keimanan dan bimbingan syariat.

Belajar dari Sejarah

Islam menguasai sepertiga dunia hanya dalam waktu 30 tahun dan belum ada sejarah lainnya yang bisa seperti ini. Berasal dari tanah Arab, padahal saat itu Arab terkenal dengan “jahiliyah”. Pendidikan, ekonomi dan politik, serta sumber daya alamnya yang kering, tetapi bisa menguasai sepertiga dunia dan mengalahkan dua imperium besar yang berkuasa saat itu yaitu Persia dan Romawi.

Benar, pendidikan yang baik dan keimanan yang benar serta bimbingan syariat.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah (rezeki) dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri” [Al-A’raf/7 : 96]

@Klinik Gading, Yogyakarta tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

Silakan like fanspage FB, follow Facebook, dan follow Twitter.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button