Sudahkah Allah “Mempekerjakan” Anda?
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ . فَقِيلَ كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ الْمَوْتِ .
“Jika Allah menginginkan kebaikan untuk seorang hamba maka dia akan mempekerjakan/menggunakannya”, beliau ditanya, “Bagaimana Allah akan mempekerjakannya, wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?”, beliau menjawab: “Allah akan memberinya petunjuk untuk beramal shalih sebelum meninggal”.[1]
salah satu amal shalih adalah berdakwah , mengurus dan memikirkan dakwah. Sudahkan kita bekerja untuk dakwah? Sudahkah kita menggunakan nikmat ini untuk berdakwah? Sudahkah kita memikirkan bagaimana saudara kita mendapatkan nikmatnya beribadah? Merasakan manisnya iman? Sudahkah kita memikirkan bagaimana nasib kaum muslimin? Yang tertindas, yang membutuhkan pertolongan? Yang membutuhkan ilmu agama?
Atau kita sekedar hidup “mengalir saja”? bagaimana kita hanya kerja, makan, minum tidur, mencari uang, kemudian menikmati harta dan wanita kemudian mati? Jika hanya itu saja, Bukankah orang kafir juga seperti itu?
Tidak saudaraku, kita harus ikut memikirkan dakwah dan agama ini dan mengemban amanah ini. Dakwah adalah pekerjaan yang sangat mulia dan terlalu banyak keutamaannya jika disebutkan, mulai dari pahala dengan sitem MLM, mendapat harta terbaik berupa “unta merah”, dan merupakan tujuan utama para Nabi dan Rasul.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang mengajak (manusia) kepada Allah (berdakwah( dan beramal salih, seraya mengatakan: Sesungguhnya aku ini termasuk golongan orang-orang yang pasrah/muslim” (Fushshilat: 33)
Kita sudah tahu bahwa dakwah adalah tugas para Nabi dan Rasul,
Allah Azza wa Jalla memerintahkan Rasul-Nya untuk menegaskan dakwah merupakan jalan Beliau, dengan firman-Nya:
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُوا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَ مَآ أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah: “Inilah jalanku (agamaku). Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata (ilmu dan keyakinan). Maha suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yusuf:108).
Dan kita tahu bahwa Nabi dan Rasul adalah mereka yang mendapat ujian paling berat.
عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً؟ قَالَ: «الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ، فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَمَا يَبْرَحُ البَلَاءُ بِالعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
Dari Mus’ab dari Sa’ad dari bapaknya berkata, aku berkata: “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya?” Kata beliau: “Para Nabi, kemudian yang semisal mereka dan yang semisal mereka. Dan seseorang diuji sesuai dengan kadar dien (keimanannya). Apabila diennya kokoh, maka berat pula ujian yang dirasakannya; kalau diennya lemah, dia diuji sesuai dengan kadar diennya. Dan seseorang akan senantiasa ditimpa ujian demi ujian hingga dia dilepaskan berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak mempunyai dosa.”[2]
Kita sudah tahu bahwa mereka mendapat ujian berat dalam hal apa? Ya, ujian dan cobaan baik masalah dunia maupun cobaan dan ujian dalam berdakwah. Memang ujian dan musibah dunia juga akan mengangkat derajat dan menghapuskan dosa seseorang akan tetapi ujian dan cobaan yang paling bisa mengangkat derajat seseorang adalah ujian dan cobaan yang dihadapi ketika ia berdakwah, memperjuangkan dan memikirkan agama Allah.
Kita sudah tahu bahwa Rasulullah yang paling berat ujiannya dan paling besar kesabarannya melebihi seluruh nabi yang lain sehingga kedudukannya tertinggi, kita sudah tahu bahwa Nabi Yahya dibunuh, Nabi Zakaria disembelih, Umar ditikam, Ustman disembelih, Ali dibacok kepalanya, dan berbagai pengorbanan yang lainnya, ada yang dikuliti, ada yang direbus dalam minyak panas ada yang dibelah menjadi dua bagian. Semuanya karena membela agama Allah
Lalu kita? Jika sekedar stres dan pusing saja karena ujian dan musibah masalah urusan dunia, maka orang kafir juga mendapat ujian yang sama, mereka ada yang miskin, mereka ada yang anaknya nakal, mereka ada yang suaminya selingkuh!
Tidak saudaraku, kita harus memikirkan dakwah ini, memperjuangkan agama ini. Tolonglah agama Allah ini insyaAllah Allah akan menolong kita.
Allah Ta’ala berfirman,
يا أيها الذين آمنوا إن تنصر الله ينصركم
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu.” ( Muhammad: 7).
Tolonglah Agama Allah insyaAllah Allah akan menolongmu di hari hari yang sulit, hari-hari di mana orang akan lari dari istrinya, anaknya dan keluarganya (karena memikirkan diri sendiri).
Allah Ta’ala berfirman,
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ (٣٤)وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ (٣٥)وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ (٣٦)لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ (٣٧)
“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (Qs. ‘Abasa 34-37)
Pedulilah terhadap agama Allah, maka Allah akan peduli kepadamu pada hari di mana,
يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ
hari tiada naungan selain naungan-Nya[3] dan Allah menunjukkan kemarahan dan kebesarannya,
Perhatikanlah agama Allah maka Allah akan memperhatikanmu pada hari di mana orang-orang berngan-angan kembali hidup lagi ke dunia,
Allah Ta’ala berfirman,
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (٩٩)لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Hingga apabila telah datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.” (Al Mukminun: 99-100)
Pikirkanlah agama Allah, maka Allah akan memikirkan kita di hari di mana orang akan berkata, seandainya mereka adalah tanah,
وَيَقُوْلُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا
“Dan orang kafir itu berkata, “Alangkah baiknya sekiranya aku menjadi tanah saja.” (An-Naba: 40).
Tidak mesti menjadi ustadz dan ustadzah saudaraku,
Rasulullah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”[4]
sampaikan ketika ada yang anda ketahui, gunakan segala kenikmatan dan kelebihan anda untuk berdakwah, tidak semua orang jalan jihadnya menjadi ustadz. Jika anda dokter, jadilah dokter yang peduli terhadap agama, jika anda insyinyur, jadilah yang berguna bagi agama, jika anda seorang pengusaha jadilah pengusaha yang peduli agama.
Pikirkan bagaiaman solusi di sana banyak pemurtadan, putar otak bagaimana syiah mulai mengerogoti akidah umat, renungkan bagaimana cara agar masyarakat bertauhid dan memiliki akidah lurus. Pikirkan bagaimana anda jika menjadi panitia kajian? Putar otak bagaimana uang anda bermanfaat untuk meredam pemurtadan, renungkan bagaimana negeri ini bersih dari kesyirikan dan khurafat.
Jalan memperjuangkan agama ini sangat banyak, dengan uang, pikiran, tenaga dan doa.
Wahai saudaraku. Inilah jalan kita, jika bukan kita, maka siapa lagi? Orang yang shalat berjamaah di masjid sudah sedikit, orang yang mendapat hidayah sudah sedikit orang yang peduli agama sudah sudah sedikit, jika bukan anda yang sudah dapat hidayah dan terketuk hatinya oleh Allah, maka siapa lagi?
Allah Ta’ala berfirman,
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةُُ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada dari kamu satu umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung”. (Ali Imran:104)
اُدْعُ إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik”. (An-Nahl: 125)
Dari kami yang sangat membutuhkan naungan dan taufik Allah untuk selalu bisa menerapkan ilmu yang didapat.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
@Pogung Lor, Yogyakarta tercinta
penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan follow twitter
جزاك الله خيرا
Assalamu’alaikum, bagaimana cara berdakwah jika kita adalah orang biasa yang belum pantas menyampaikan ilmu agama sebagaimana ustadz/ustadzah?
wa’alaikumussalam, berdakwah dgn sikap, dakwah dengan emngajak teman shalat, mngeajak ngaji, mengurus panitia pengajian, dakwah tidak mesti jadi ustadz dgn bicara di mimbar2