Tidak Boleh Memakai Atribut Agama Lain (Topi Natal)

Saudaraku, jangan engkau memakai atribut agama lain berupa lambang atau ciri khas mereka.
Menjelang Natal, kita dapati banyak pegawai disuruh—bahkan mungkin dipaksa—oleh atasannya untuk memakai topi Natal atau atribut seperti baju Sinterklas dan sejenisnya.
Bayangkan jika kematian datang tiba-tiba dalam keadaan engkau memakai atribut agama selain Islam.
Na’udzubillah.
Perhatikanlah bagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan sahabat ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu untuk membuang atribut agama lain berupa salib dari emas yang ada padanya.
Beliau bersabda:
يَا عَدِىُّ اطْرَحْ عَنْكَ هَذَا الْوَثَنَ
“Wahai ‘Adi, buang berhala yang ada di lehermu.”
(HR. Tirmidzi, hasan)
Sahabat Umar bin Al-Khattab radhiallahu ‘anhu juga mengingatkan kita agar menjauhi perayaan hari raya orang-orang kafir. Jika mendekat saja sudah dilarang, bagaimana dengan memakai atribut mereka atau memberi ucapan selamat? Tentu lebih dilarang. (Pada masa itu, ucapan selamat hanya bisa dilakukan secara langsung, belum ada media komunikasi jarak jauh seperti sekarang.)
Beliau berkata:
اجتنبوا أعداء الله في عيدهم
“Jauhilah musuh-musuh Allah di hari raya mereka.”
(HR. Baihaqi)
Saudaraku, masalah akidah adalah perkara besar yang tidak bisa ditawar-tawar.
Toleransi dalam Islam berarti membiarkan mereka menjalankan ibadah mereka tanpa diganggu, bukan ikut merayakan atau meramaikannya.
Allah Ta’ala berfirman:
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
“Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
(QS. Al-Kafirun: 6)
Jika Anda dipaksa oleh atasan untuk mengenakan atribut hari raya non-Islam, maka jangan taati mereka.
Bicarakanlah secara baik-baik bersama rekan-rekan Muslim lainnya (semoga bisa saling mendukung dan kompak), lalu sampaikan kepada atasan bahwa ini adalah masalah prinsip dasar akidah yang tidak bisa dikompromikan.
Tegaskan pula bahwa di negara-negara lain, umat Islam tidak pernah memaksakan karyawan non-Muslim untuk memakai atribut hari raya Idul Fitri atau atribut Islam lainnya.
Pengalaman menunjukkan bahwa pendekatan ini cukup berhasil bagi mereka yang mencobanya dengan bijak dan sopan.
Tidak boleh menaati makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِى مَعْصِيَةِ اللَّهِ
“Tidak boleh menaati makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.”
(HR. Ahmad, shahih)
Semoga Allah memudahkan urusan Anda dalam hal ini. Aamiin.
@ Antara Langit dan Bumi Allah, Pesawat Banjarmasin – Jakarta
Penyusun:
dr. Raehanul Bahraen
Artikel: www.muslimafiyah.com