Tidak sekedar Menisbatkan Diri pada Manhaj Salaf

Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah berkata:
فاحذروا منهم يا عباد الله، ولا تكتفوا بمجرد الانتساب، ولا تكتفوا بالتعالم بدون تعلم، تلقي العلم عن العلماء المعروفين به، والعلماء المستقيمين على الطريق الصحيح، تجنبوا هذه الطرق المنحرفة التي حذرنا الله منها: (وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ) سبيل الله سبحانه وتعالى، صراط الله.
“Hendaklah berhati-hati wahai hamba Allah. Janganlah mencukupkan diri dengan sekadar menisbatkan diri dengan manhaj salaf. Janganlah menampakkan diri tahu tanpa proses belajar. Pelajarilah ilmu dari ulama yang telah diketahui ilmunya dan dari ulama yang berada di atas jalan (manhaj) yang benar.”[^1]
Dari penjelasan beliau terdapat beberapa poin:
1. Manhaj salaf bukan sekadar klaim, tetapi ilmu dan amal.
Tidak bijak apabila hanya menisbatkan diri pada salafi, tetapi ilmu, amal, dan adabnya jauh dari para salaf. Malas menuntut ilmu di majelis ilmu, malas beramal, dan adab rusak (kasar dan lisan pedas) tentu bukan contoh dari para salaf.[^2]
2. Menghindari “tampil seolah berilmu” tanpa proses belajar.
Termasuk dalam hal ini adalah berkomentar banyak tentang masalah agama (apalagi di media sosial) padahal belum berilmu, terlebih ilmu-ilmu ushul seperti bahasa Arab, ushul fikih, ushul tafsir, dan lain-lain.[^3]
3. Belajar menuntut ilmu dari ustadz dan ulama yang jelas ilmu dan manhajnya.
Menerima kebenaran dari siapa saja, tetapi ketika menuntut ilmu harus pilih-pilih guru.[^4]
Catatan kaki:
[^1]: Manhajus Salaf As-Shalih, hlm. 14[^2]: Introspeksi Bagi yang Menisbatkan Diri Kepada Salaf[^3]: Belajar & Membahas Agama dari Hal yang Dasar[^4]: Menerima Kebenaran dari Siapa Saja, Kalau Belajar Harus Pilih-Pilih Guru@ Lombok, Pulau Seribu Masjid
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel: www.muslimafiyah.com