Faidah Ringkas

Gengsi Minta Maaf Pada Suami

[Rubrik: Faidah Ringkas]

Salah satu sifat dasar seorang wanita adalah gengsi minta maaf kepada suaminya. Dia merasa suaminya lah yang salah, suaminya yang harus memahami perasaan dia. Andaipun dia meminta maaf maka seringkali dibarengi dengan rasa berat bahkan dengan tambahan bumbu-bumbu kalimat menyalahkan suami.

“Saya minta maaf bang, tapi abang juga sih ..!”
“Aku minta maaf mas, tapi aku begini karena mas yang mulai duluan …!”

Demikianlah yang terjadi pada wanita, seringkali selalu merasa di sisi yang benar dan suaminya di sisi yang salah. Hal ini yang membuatnya sungkan meminta maaf kepada suaminya.

Jika ada istri yang meminta maaf duluan kepada suaminya, maka inilah sifat yang sangat terpuji. Dia melawan sifat dasar tersebut karena digerakkan oleh keimanan di dalam dirinya, bahkan walaupun dia berada di sisi yang benar. Sifat itulah yang disebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai sifat wanita penghuni surga.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ فِي الْجَنَّةِ؟قُلْنَا بَلَى يَا رَسُوْلَ الله كُلُّ وَدُوْدٍ وَلُوْدٍ، إِذَا غَضِبَتْ أَوْ أُسِيْءَ إِلَيْهَا أَوْ غَضِبَ زَوْجُهَا، قَالَتْ: هَذِهِ يَدِيْ فِي يَدِكَ، لاَ أَكْتَحِلُ بِغَمْضٍ حَتَّى تَرْضَى

“Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!” Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah hadits no. 3380)

Imam Al-Munawi rahimahullah berkata,

عني فمن اتصفت بهذه الأوصاف منهن فهي خليقة بكونها من أهل الجنة وقلما نرى فيهن من هذه صفاتها فالمرأة الصالحة كالغراب الأعصم

“Barang siapa yang bersifat dengan sifat-sifat tersebut, maka dia layak menjadi penghuni surga. Tetapi betapa jarang kita saksikan wanita yang bersifat demikian. Sesungguhnya wanita shalihah itu benar-benar seperti al-ghurab al-a’sham (yaitu, sejenis burung gagak yang memiliki paruh dan kaki berwarna merah dan sangat langka).” (Faidhul Qadhir, 3/137)

Meskipun demikian, pihak suami juga dimotivasi untuk melakukan hal yang sama. Intinya masing-masing intropeksi dan segera meminta maaf apabila salah satu dari keduanya salah.

Artikel www.muslimafiyah.com (Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button