Pahami Penyebab Baby Blues Syndrome Pada Ibu
Baby blues Syndrom secara gambaran umum adalah masalah psikologis yang umum dialami oleh ibu setelah melahirkan berupa munculnya perasaan gundah dan sedih berlebihan. Terkadang ibu lebih emosional, lebih sensitif, bahkan parahnya bisa sampai pada tingkatan depresi berlebihan atau stress yang membuat dia melukai bahkan membunuh anaknya.
Ada beberapa hal yang bisa memicu terjadinya kondisi ini, salah satunya ingin kami tekankan disini (ada penyebab lain juga) adalah karena kurangnya perhatian dan dukungan dari orang terdekat, apakah itu dari suaminya atau keluarga besarnya mulai saat awal kehamilan sampai melahiran dan merawat bayi.
Kehamilan hingga persalinan bukanlah fase yang ringan, terlebih lagi jika sang ibu hadapi sendiri. Allah berfirman,
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” (QS. Luqman: 14)
Seorang ibu yang baru saja melahirkan akan dihadapkan dengan keadaan dan tanggung jawab yang baru. Banyak ibu yang kewalahan untuk mengurus segalanya sendiri, termasuk mengurus buah hatinya, sehingga membuatnya lelah, cemas, sedih, stress, dan seterusnya. Pada kondisi-kondisi ini dia sangat butuh dengan perhatian serta bantuan dari orang terdekatnya semisal suami dan keluarganya.
Jika suaminya saja tidak memberikannya perhatian dan dukungan maka rentan sekali seorang ibu mengalami baby blues syndrom. Ditambah lagi jika suaminya adalah suami yang super sibuk, mudah marah, suka membentak, bahkan enteng melakukan kekerasan fisik. Keadaan tersebut membuatnya stress, sampai tahap menyalahkan dirinya sendiri, kenapa dia harus hamil lalu dia biarkan anaknya menangis terus. Puncaknya adalah jika dia sampai melukai anaknya sendiri bahkan membunuhnya, mengira dengan itu semua masalah akan selesai.
Oleh karena itu, pada tahap ini seorang suami mestinya peka dan memahami istrinya. Harusnya dia lebih meluangkan waktunya untuk membantunya menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, gantian dengan istrinya mengurus anaknya, menemani istrinya untuk mengobrol, dan menunjukkan kasih sayangnya. Allah berfirman,
وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
“Dan bergaulah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.” (QS. An-Nisa: 19)
Untuk diagnosis & penanganan yang tepat selanjutnya, kami sarankan juga konsultasi ke dokter atau psikolog. Hendaknya tidak diam, jika khawatir ke arah baby blues syndrom.
Semoga Allah menjaga para ibu dan dijauhkan dari depresi pasca melahirkan & baby blues syndrom.
Tulisan lepas dan ringan oleh: dr. Raehanul Bahraen, M.Sc
Artikel www.muslimafiyah.com (Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)