Faidah RingkasTanya Jawab

Apakah Ibu Rumah Tangga Butuh Me Time?

[Rubrik: Faidah Ringkas]

Semua ibu rumah tangga di dunia ini pasti sepakat bahwa profesi ibu rumah tangga adalah profesi yang sangat menyibukkan. Pagi siang malam mengurus anak dan keluarga tak ada habisnya. Keadaan ini sering kali membuat seorang ibu rumah tangga menjadi lelah, baik fisik maupun mentalnya, sehingga dia butuh dengan istirahat dan hiburan untuk melepas penatnya.

Akhir-akhir ini dikenal sebuah istilah “Me Time” atau waktu sendiri, yaitu upaya untuk memberikan diri sendiri waktu untuk istirahat dari segala hiruk pikuk tugas sehari-hari. Dikutip dari berbagai sumber bacaan, me time bisa membantu seorang ibu rumah tangga untuk mengurangi stressnya, mengisi daya otak agar lebih produktif, dan berbagai manfaat lainnya.

Dari sudut pandang syariat, secara umum kegiatan me time ini hukumnya boleh saja selama di dalamnya tidak ada pelanggaran syariat. Cara yang paling efektif dan efisien untuk me time adalah istirahat tidur atau jalan-jalan mencari udara segar di sekitar rumah.

Selain itu, seorang suami juga hendaknya membantu meringankan pekerjaan istrinya sehingga istrinya tidak begitu kelelahan dan stress mengurus semuanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dikenal suka membantu pekerjaan rumah tangga. Diceritakan dalam salah satu riwayat ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berada di rumahnya,

عَنِ الأَسْوَدِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ مَا كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصْنَعُ فِى أَهْلِهِ قَالَتْ كَانَ فِى مِهْنَةِ أَهْلِهِ ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ

Dari Al-Aswad, ia bertanya pada ‘Aisyah, “Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan ketika berada di tengah keluarganya?” ‘Aisyah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membantu pekerjaan keluarganya di rumah. Jika telah tiba waktu shalat, beliau berdiri dan segera menuju shalat.” (HR. Bukhari, no. 6039)

Suami membantu istri di rumah akan membuat istrinya lebih cepat dalam me-recovery rasa lelah pada fisik dan mentalnya. Seorang suami bisa membantu berbagai macam pekerjaan rumah, seperti memasak, berbelanja, menyetrika, dan mengurus anak-anak. Dengan itu, istrinya bisa lebih leluasa untuk istirahat dan memliki me time yang berkualitas tanpa harus melanggar syariat.

Akan berbeda halnya jika me time tersebut lebih dimaknai sebagai ajang dan kesempatan untuk menjauh dari anak-anak serta keluarga, lalu menghabiskan waktu di luar hangout bersama teman-teman mencari hiburan sesuai keinginannya, maka yang seperti ini adalah keliru karena bertentangan dengan anjuran wanita untuk berusaha tetap tinggal di rumahnya.

Di antara perintah bagi wanita adalah agar berdiam di rumahnya, tidak keluar kecuali jika ada kebutuhan, demikian pula tidak berhias seperti kelakuan orang jahiliyyah. Allah berfirman,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyyah yang dahulu.” (QS. Al Ahzab: 33)

Artikel www.muslimafiyah.com
Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK. (Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button