Kenikmatan Tertinggi di Surga adalah Melihat Wajah Allah yang Mulia
#IndonesiaBertauhid
-Dalam pelajaran tauhid, salah satu yang dibahas adalah tauhid asma wa sifat yaitu mengenal Allah melalui nama-nama dan sifat-Nya
-Salah satu sifat Allah adalah memiliki wajah, yang sering sekali kita baca dalilnya yaitu “mengharapkan wajah Allah”[1]
-Ini wajah hakiki, bukan ditakwil (diselewengkan maknanya), hanya saja hakikat dan bagaimana bentuknya kita tidak tahu dan tugas kita hanya meyakini saja bahwa Allah memiliki wajah
Allah Ta’ala berfirman,
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (melihat wajah Allah). Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Yunus: 26)
Makna “ziyadah” (زِيَادَةٌ) adalah tambahan nikmat bagi penduduk surga yaitu melihat wajah Allah sebagaimana ahli tafsir ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan, beliau berkata:
وأفضل من ذلك وأعلاه النظر إلى وجهه الكريم
“Tambahan yang paling baik dan tertinggi adalah melihat kepada wajah Allah yang mulia” (Tafsir Ibnu Katsir)
Berikut beberapa dalil lainnya:
1. Seorang mukmin akan berseri-seri melihat wajah Rabbnya di hari kiamat sebagaimana dalam Al-Quran[2]
2. Kenikmatan tertinggi di surga adalah melihat wajah Allah yang mulia sebagaimana dalam hadits[3]
3. Kita diajarkan berdoa agar dapat melihat wajah Allah, sebagaimana doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam [4]
4. Orang kafir di hari kiamat akan terhalangi melihat Rabb mereka, sebagaimana dalam Al-Quran [5]
-Perlu diketahui bahwa Allah tidak bisa dilihat di dunia, hanya bisa dilihat di akhirat setelah manusia merasakan kematian, sebagaimana dalam hadits [6], inilah maksud ayat bahwa Allah tidak dapat dicapai dengan penglihatan mata, yaitu penglihatan mata di dunia, adapun di akhirat maka kita bisa melihat wajah Allah yang Mulia [7]
-Ayo, cita-citamu harus tinggi yaitu masuk surga tertinggi dan meilhat wajah Allah yang mulia, jangan sampai kita tidak tahu kenikmatan terbesar ini karena tidak belajar tetapi ingin mendapatkan kenikmatan tertinggi di surga
-Semoga kita bisa selalu semangat belajar tauhid, menerapkannya serta mendakwahkannya
@Laboratorium RS Manambai, Sumbawa Besar – Sabalong Samalewa
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
[1] Misalnya hadits:
إن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله عز وجل
“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang mengucapkan Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dengan mengharapkan wajah Allah ‘azza wa jalla.” (HR. Bukhari dan Muslim).
[2] Allah Ta’ala berfirman,
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
“Muka mereka (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnya mereka melihat.” (QS. Al-Qiyamah: 22-23)
[3] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah ta’ala berfirman: “Apakah kalian mau tambahan nikmat (dari kenikmatan surga yang telah kalian peroleh)? Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Dan Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka? Kemudian Allah singkap hijab (penutup wajahNya yang mulia), dan mereka mengatakan,
فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزٌّ
“Tidak ada satupun kenikmatan yang lebih kami cintai dari memandang wajah Allah Ta’ala.” (HR. Muslim no)
[4] Doa beliau adalah:
أَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ
“dan aku memohon kenikmatan memandang wajah-Mu” (HR. An-Nasai, Ahmad , shahih dan lainnya).
[5] Allah Ta’ala berfirman,
كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ
“Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka (orang-orang kafir) pada hari kiamat benar-benar terhalang dari (melihat) Rabb mereka.” (al-Muthaffifin/83:15)
[6] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَعَلَّمُوا أَنَّهُ لَنْ يَرَى أَحَدٌ مِنْكُمْ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى يَمُوتَ
“Ketahuilah, tidak ada seorangpun di antara kamu yang (bisa) melihat Rabb-nya (Allah) Azza wa Jalla sampai dia mati (di akhirat nanti).” (HR. Muslim).
[7] Ayatnya adalah:
لا تُدْرِكُهُ الأبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الأبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
“Dia tidak dapat dicapai (diliputi) oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS al-An’aam:103).