Masa Depan yang Paling Depan adalah Akhirat
Siapa dari kita yang tidak memikirkan masa depan hidupnya? Tentu semuanya pasti menyiapkan masa depannya
Orang yang pintar dan sukses adalah orang yang memikirkan masa depan dan menyiapkan bagaimana masa depannya, bahkan kita bersusah payah dan berjuangan agar mendapatkan kehidupan masa depan yang baik. Bersusah-payah belajar agar diterima di sekolah dan fakultas yang favorit agar mendapatkan kerja yang layak. Berpeluh bekerja giat meniti karir agar masa depan dan masa tua yang bahagia.
Semoga kita tidak lupa atau sengaja melupakan bahwa “masa depan yang paling depan adalah akhirat”. Tentu akhirat lebih layak untuk kita persiapkan. Jika masa depan dunia kita sangat perhatian dan sangat peduli bahkan bersusah-payah dengan kerja keras, mengapa untuk masa depan akhirat kita lupakan? Jika mempersiapkan pun hanya seadanya saja.
Jika orang sukses dan pandai adalah orang yang mempersiapkan masa depan dunianya, demikian juga orang yang pintar dan sukses, ia akan memersiapkan masa depan akhirat sebaik mungkin.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
ﺍﻟْﻜَﻴِّﺲُ ﻣَﻦْ ﺩَﺍﻥَ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﻭَﻋَﻤِﻞَ ﻟِﻤَﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ، ﻭَﺍﻟْﻌَﺎﺟِﺰُ ﻣَﻦْ ﺃَﺗْﺒَﻊَ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﻫَﻮَﺍﻫَﺎ ﺛُﻢَّ ﺗَﻤَﻨَّﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ
“ Orang yang PANDAI adalah orang yang mampu MENGEVALUASI dirinya dan beramal (mencurahkan semua potensi) untuk kepentingan SETELAH MATI. Sedangkan orang yang lemah ialah, orang yang mengikuti hawa nafsunya kemudian berangan-angan kosong kepada Allah.”[1]
Syaikh Al-Mubarakfuri menjelaskan makna “al-Kayyis” yaitu orang yang pandai dan berakal, beliau berkata
أي العاقل المتبصر في الأمور الناظر في العواقب
“Al-Kayyis yaitu yang berakal dan suka berpikir (merenungkan) pada suatu urusan dan suka memperhatikan akibat-akibat/hasil akhir.”[2]
Orang yang sukses yaitu sukses di masa depannya di akhirat. Kesuksesan yaitu dijauhkan dari neraka dan dimasukkan surga.
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185)
Untuk urusan dunia, kita pintar luar biasa. Semoga kita tidak termasuk yang dibenci oleh Allah.
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,
إِنَّ اللهَ تَعَالىَ يُبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ بِالْآخِرَة
“Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam perkara akherat”.[3]
Padahal dunia hanya sementara sekali, ibaratnya orang yang melakukan perjalan panjang, kemudian istirahat sebentar kemudian melanjutkan perjalanan lagi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا لِى وَ مَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَوَ تَرَكَهَا
“Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.”
Semoga kita termasuk orang yang selalu menyiapkan masa depan akhirat kita, karena kita tidak tahu kapan mati dan menghadapinya. Belum tentu kita mati di usia tua, karenanya siapkan kapan saja.
@Yaogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
[1] HR.Tirmidzi
[2] Tuhfatul Ahwadzi, Darul Kutub Al-Ilmiyyah
[3] HR. Al-Hakim ,dishahihkan oleh al-Albani