Merdeka dari Perbudakan Riba & Hutang
Salah satu hakikat kemerdekaan yang kita lupa adalah merdeka terbebas dari Riba.
Riba sudah “menjajah” hampir semua sendi kehidupan kita.
Tua-muda, kaya-miskin, bahkan pintar dan terdidik bisa jadi punya cicilan hutang dengan riba, mulai dari rumah, mobil, bisnis sampai barang mewah.
Bahkan Riba mulai “menyusup halus” berkedok kata-kata “syariat”, padahal konsepnya tetap saja Riba.
Kita belum merdeka, kalau SK PNS masih tergadai untuk cicilan Riba.
Kita belum merdeka, Kalau bisnis modalnya cicilan Riba.
Kita belum merdeka, kalau masih diperbudak dan dipekerjakan siang malam hanya untuk melunasi cicilan riba.
Kita belum merdeka kalau masih pusing memikirkan cicilan, sulit tidur setiap malam.
Kita belum merdeka apabila masih takut diteror oleh rentenir yang menagih cicilan.
Padahal kalau kita bersabar, menabung, qonaah dan menjauhkan gengsi , kita bisa membeli tanpa cicilan riba dengan harga jauh lebih murah tanpa pusing.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
“Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas (qana’ah) dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim)
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com