AdabBimbingan IslamMuamalahQuote Ringan

Mudahnya Pamer di Zaman Sekarang

Pola hidup suka pamer tentu tidak diperkenankan oleh agama Islam. Pada zaman ini, sangat mudah untuk pamer dengan adanya media sosial, bahkan sebagian orang berlomba-lomba memamerkan apa yang mereka punya.

Perhatikan perkataan salaf berikut. Dari ‘Amru bin Qais, ia berkata:

كَانُوا يَكْرَهُونَ أَنْ يُعْطِي الرَّجُلُ صَبِيَّهُ شَيْئًا فَيُخْرِجُهُ ، فَيَرَاهُ الْمِسْكِينُ فَيَبْكِي عَلَى أَهْلِهِ ، وَيَرَاهُ الْيَتِيمُ فَيَبْكِي عَلَى أَهْلِهِ

“Dahulu mereka (para salaf) membenci jika ada seseorang memberikan sesuatu kepada anaknya, lalu ia membawanya keluar sehingga dilihat orang-orang miskin lalu ia menangis kepada keluarganya, dan dilihat oleh anak yatim lalu ia menangis kepada keluarganya” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Suka Pamer Menyebabkan Sifat yang Tidak Baik:

  • Sombong terhadap apa yang dipamerkan.
  • Membuat orang lain yang melihat tidak qana’ah/puas dengan rezeki yang telah Allah berikan kepada mereka.
  • Menimbulkan hasad dan dengki.
  • Menyebabkan penyakit ‘ain pada apa yang dipamerkan, baik berupa anak, benda, maupun barang-barang lainnya.

Silakan baca tulisan kami:

Terdapat ayat yang menjelaskan agar kita menyebut nikmat-nikmat Allah.

Allah berfirman,

ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﺑِﻨِﻌْﻤَﺔِ ﺭَﺑِّﻚَ ﻓَﺤَﺪِّﺙْ

“Dan terhadap nikmat Rabb-mu, maka hendaklah kamu sebutkan”. (QS. Adh-Dhuha: 11).

Maksud “menyebutkan” di sini yaitu mengakui dan bersyukur. Al-Qurthubi berkata,

والاعتراف بها شكر .

“Yaitu mengakui dan bersyukur (atas nikmat)” (Tafsir Al-Qurthubi)

Sebagian orang berdalil dengan ayat ini mengenai bolehnya pamer dengan dalih “menyebut nikmat Rabb”. Akan tetapi, yang benar adalah menyebutkan nikmat Allah jika ada maslahat, seperti akan memotivasi orang lain. Adapun terlalu sering bahkan ditambah bumbu kesombongan, maka ini bukanlah maksud ayat tersebut.

Syekh Abdurrahman As-Sa’di menafsirkan ayat:

أثن على الله بها، وخصصها بالذكر إن كان هناك مصلحة.

“Pujilah Allah atas nikmat tersebut dan khususkan dengan menyebutkannya jika ada kemaslahatan” (Tafsir As-Sa’diy)

Demikian, semoga bermanfaat.

@ Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel: www.muslimafiyah.com

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button