Nasehat Bagi Penunggu Pasien di Rumah Sakit
Menjaga dan menunggu orang sakit memang butuh kesabaran ekstra, melayaninya, mengambilkan sesuatu, kurang tidur sampai mengurus ketika ia BAB dan BAK. Ini sangat menguras tenaga dan banyak menghabiskan waktu. Maka salah satu nasehat yang ditekankan ulama adalah mengisi dan “mencuri waktu” untuk Al-Quran. Karena AL-Quran memang bisa mengobati kesedihan, kegelisahan hati serta bisa mengobati penyakit fisik. Ini berlaku untuk semua Ayat dalam Al-Quran.
Allah Ta’ala berfirman,
وننزل من القرآن ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar/kesembuhan dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Isra`: 82)
Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syingkiti rahimahullahu menafsirkan,
هو شفاء يشمل كونه شفاء للقلب من أمراضه ; كالشك والنفاق وغير ذلك، وكونه شفاء للأجسام إذا رقي عليها به، كما تدل له قصة الذي رقى الرجل اللديغ بالفاتحة، وهي صحيحة مشهورة
“ini adalah penawar/kesembuhan yang mencakup penawar hati dari penyakit-penyakitnya seperti ragu-ragu, kemunafikan dan lainnya. Dan juga mencakup penawar bagi penyakit badan jika diruqyah pada badan. Sebagaimana ditunjukkan pada kisah seorang laki-laki yang tersengat kalajengking kemudian diruqyah dengan Al-Fatihah. Kisah ini adalah shahih dan masyhur.”[1]
Berikut pertanyaan yang diajukan kepada prof. syaikh Abdullah bin Jibrin rahimahullah,
س: يواجه بعض المرافقين للمرضى بالمستشفيات من فراغ طويل مدة مرافقتهم لمرضاهم والتي قد تصل إلى عدة أسابيع، فبماذا توجهونهم؟
Pertanyaan:
Sebagian orang yang menemani pasien di rumah sakit manghaiskan waktu yang lama untuk menemani orang sakit, bisa menghabiskan waktu berminggu-minggu. Apa nasehat anda?
ج: نوجههم إلى قراءة القرآن وتعلم العلم النافع، والدعوة إلى الله وكثرة الذكر ودعاء الله تعالى لمرضى المسلمين بالشفاء، وبزيارة المرضى وتأنيسهم، فإن في قراءة القرآن وكثرة الذكر ما يزيل الهم والغم ويشغل الوقت مع أنه عمل صالح، وفيه حسنات وأجر كبير، وفي الانشغال بحفظه واستظهار سوره وآياته وتدبره والتفقه في معانيه زيادة معلومات وفوائد ومعرفة بالكتاب المنزل علينا، فنوصي هؤلاء المرافقين بأن يكبوا على القرآن، وينشغلوا بقراءته وحفظه أو حفظ ما تيسر منه، وكذا بالقراءة في كتب التفسير المختصرة وتكرار ذلك حتى تعين على فهم المعاني والاستفادة منها والزيادة في المعلومات، وهكذا نوصيهم بالتعلم للعلم النافع من أفواه العلماء الموجودين لديهم، ومن الرسائل والكتب العلمية المختصرة المفيدة سواء في التوحيد أو في العقائد أو في الأحكام والآداب أو في الفضائل، وهي متوفرة، ومن لم يجدها أو لم يعرفها فعليه بالسؤال عنها لمن يعرفها ويعرف أهميتها، وهكذا نوصيهم بالدعوة إلى الله أفرادا أو جماعات: (( ولأن يهدي الله بك رجلا واحدا خير لك من حمر النعم )) وهكذا نوصي بكثرة الذكر والدعاء والرغبة إلى الله أن يشفي مرضى المسلمين وأن يزيل ما هم به من الهم والغم والكرب الشديد، والله أعلم.
Jawaban:
Kami nasehatkan agar ia membaca Al-Quran dan belajar ilmu yang bermanfaat, berdakwah kepada Allah, banyak berdzikir dan berdoa kepada Allah agar menyembuhkan orang yang sakit dari kaum muslimin. Menjenguk orang sakit dan menghibur mereka.
Membaca Al-Quran dan berdzikir bisa menghilangkan kesedihan dan kegelisahan, menyibukkan waktu dengan amal yang shalih. Padanya ada kebaikan dan pahala yang besar. Menyibukan dengan menghapalnya, merenungi dan memahami makna, faidah dan mengenal Al-Quran, kitab yang diturunkan kepada kita.
Kami nasehatkan kepada penunggu pasien agar menyibukkan diri dengan membaca Al-Quran, menghapalnya atau menghapal yang mudah baginya. Membaca kitab tafsir yang ringkas, mengulanginya sampai bisa memahami makna, mengmbil faidah tambahan.
Demikian juga kami nasehatkan agar mempelajari ilmu yang bermanfaat dari perkataan ulama, dari risalah, buku ilmiyah yang ringkas dan berfaidah. Baik dalam ilmu tauhid, aqidah, hukum, adab atau fadhail. Buku-buku ini sudah banyak, bagi yang tidak mendapatinya atau tidak tahu, maka hendaknya ia bertanya kepada yang mengetahui dan tahu keutamaannya.
Demikian juga kami nasehatkan agar berdakwah kepada Allah untuk individu atau jamaah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لأن يهدي الله بك رجلا واحد خير لك من حمر النعم
Allah memberi petunjuk kepada satu orang melalui perantaraanmu itu lebih baik daripada seekor unta merah (HR. Bukhari: 3701).
Demikian juga kami nasehatkan agar banyak berdzikir, berdoa dan berharap kesembuhan kepada Allah, agar Allah menyembuhkan orang yang sakit dari kaum muslimin, menghilangkan kesedihan, kegelisahan dan kesusahkan mereka. Wallahu a’lam[2]
Hendaknya penunggu pasien juga memperhatikan waktu yang banyak ia habiskan dan berusaha untuk “mencuri waktu” untuk ibadah dan ilmu.
Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
“Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang”.[3]
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah menukilkan perkataan Imam Syafi’i rahimahullah, beliau berkata,
صَحِبْتُ الصُّوفِيَّةَ فَلَمْ أَسْتَفِدْ مِنْهُمْ سِوَى حَرْفَيْنِ: أَحَدُهُمَا قَوْلُهُمْ: الْوَقْتُ سَيْفٌ، فَإِنْ قَطَعْتَهُ وَإِلَّا قَطَعَكَ “.
“Saya menemani orang sufi, aku tidak mendapat manfaat kecuali dua, salah satunya: “Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu”[4]
Mereka juga pelit dengan waktu mereka, Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,
أدركت أقواما كان أحدهم أشح على عمره منه على درهمه
“aku menjumpai beberapa kaum, salah satu dari mereka lebih pelit terhadap umurnya (waktunya) dari pada dirham (harta) mereka”[5]
Hendaknya pula penunggu pasien membiasakan untuk berdzikir dan mengingatkan pasien untuk berdizkir.
Allah Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28)
Hendaknya penunggu pasien juga berusaha menghapalkan doa-doa kesembuhan dan mengajarkan kepada pasien. Misalnya:
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam menjenguk sebagian keluarganya (yang sakit) lalu beliau mengusap dengan tangan kanannya sambil membaca,
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ، أَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاءُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah, Rabb seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkau adalah Dzat yang Maha Menyembuhkan. (Maka) tidak ada obat (yang menyembuhkan) kecuali obatmu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.”[6]
Atau mengajarkan doa kesembuhan yang dibaca oleh pasien.
dari Utsman bin Al-Ash radhiallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ia pernah mengeluhkan penyakitnya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang penyakit ditubuhnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ضع يدك على الذي تألم من جسدك و قل باسم الله ثلاثا و قل سبع مرات أعوذ بالله و قدراته من شر ما أجد و أحاذر
“Letakkan tanganmu dibagian tubuh yang sakit, lalu ucapkanlah, “bismillah” tiga kali, lalu ucapkan sebanyak tujuh kali “A’udzu billahi wa qudrootihi min syarri maa ajidu wa uhaadzir”, “Aku memohon perlindungan kepada Allah dengan kemuliaan dan kekuasaannya dari segala keburukan yang kudapatkan dan kukhawatirkan.”[7]
Demikian semoga bermanfaat bagi kita semua dan kita dapat menerapkan ilmu yang kita dapat.
@Lombok, Pulau seribu Masjid
penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan follow twitter
[1] Adwa’ul Bayan 3/181, Darul Fikr, Beirut, 1415 H, Syamilah
[2] Fatawa Asy-Syar’iyyah fi masa’ilit thibbiyah 1/32
[3] HR. Bukhari no.6412
[4] Al-Jawabul Kaafi hal. 156, Darul Ma’rifah, beirut, 1418 H, syamilah
[5] Dinukil dari “waqtuka huwa umruka” Sumber: http://www.saaid.net/female/r166.htm
[6] Muttafaqun ‘alaih
[7] HR. Muslim no.2202