Sosmed Lebih Tenang Dengan Memblokir Orang Yang Jahil Dan Keras Hati
Pernahkah anda setelah posting sesuatu, tiba-tiba ada yang komentar dengan pedas bahkan mencaci, sudah itu, kita juga tidak kenal siapa dia dan tidak punya kepentingan apa-apa dengan dia?
Jika dia muslim, tentu wajib bagi kita memberikan nasehat dengan bahasa yang baik meskipun awalnya dia kasar, diingatkan tentang adab Islam. Tetapi jika masih saja kasar dan susah dinasehati, setiap postingan kita, eh dia terus yang muncul, maka tepat… BLOKIR saja
Belum lagi yang hobi debat dan tidak setuju dengan pernyataan kita. Sebenarnya simpel dan sederhana, Islam mengajarkan kita prinsip dakwah yang mulia “Kita hanya menyampaikan saja, diterima alhamdulillah, ditolak maka masih bersaudara dan jangan dimusuhi.” Jika berbeda pendapat tidak perlu mencaci-maki dan sebagainya. Jika memang salah, bukankan lebih baik dinasehati via inbox secara empat mata sesuai ajaran Islam. Bukannya malahan dicaci-maki atau dipermalukan didepan publik, menasehati padahal inti ingin menunjukkan dia hebat dan berilmu (padahal bisa jadi hanya copas).
Orang-orang seperti ini, jika sudah tidak bisa dinasehati diBLOKIR saja. Inginnya ber-sosmed bisa tersenyum, terhibur dan bahagia dengan teman-teman dan saudara se-Muslim. Tiba-tiba kita harus sesak dada, sakit hati dan kurang nyaman dengan prilaku orang tertentu. Tentu bukan ini tujuan kita.
Masing-masing punya tujuan ber-sosmed, ada yang ingin ngobrol-ngrobrol, silaturahmi, mencari teman (mencari jodoh sebaiknya pertimbangkan lagi^^), ada juga tujuanya berdakwah. Intinya sosmed memang ingin mencari kesenangan hati, relaksasi dan terhibut. Ya, sosmed memang dibuat dengan tujuan itu.
Jadi fair saja dan adil untuk memblokir, bukan dzalim dan bukan berarti memutus persaudaraan (apalagi kita tidak kenal dengan dia sama-sekali sebelumnya). Apalagi (lagi^^) ternyata orang tersebut adalah orang yang gak jelas, misalnya anak SMP atau SMA yang alay masih labil atau penganggurang gak jelas yang memang kurang kerjaan, jadinya menjahili orang saja.
Anjuran Islam agar menjauhi orang-orang yang jahil
Allah Ta’ala berfirman,
خُذِ العَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الجَاهِلِيْنَ
“Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang jahil/bodoh”(Al-A’raf: 199)
Jika kita melayani tidak ada keuntungan sama sekali yang kita dapat, hanya sakit hati saja.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
فإن كلمته فرجت عنه .. وإن خليته كمدا يموت
“Apabila kamu melayaninya, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati”[1]
Jangan meladeni orang bodoh
Tidak usah kita terlalu sakit hati, memasukkan ke ati kata-kata tidak baik atau caci-maki dari orang jahil tersebut jika memang hatinya sudah sangat keras. Ya, diBLOKIR lebih baik
Karena jika kita menanggapi, caci-makinya menjadi berharga dan bernilai. Maka jangan ditanggapi, hapus saja komentar yang kasar tersebut. Jangan sampai (maaf) gonggongan anjing menjadi bernilai dengan diladeni.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
ﻓﻼ ﺗﺠﻌﻞ ﻟﻠﻜﻠﺐ ﻋﻨﺪﻙ ﻗﺪﺭا ﺃﻥ ﺗﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﻠﻤﺎ ﻧﺒﺢ ﻋﻠﻴﻚ ﻭﺩﻋﻪ ﻳﻔﺮﺡ ﺑﻨباحه ﻭﺃﻓﺮﺡ ﺃﻧﺖ ﺑﻤﺎ ﻓﻀﻠﺖ ﺑﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﻌﻠﻢ ﻭاﻹﻳﻤﺎﻥ ﻭاﻟﻬﺪﻯ ﻭاﺟﻌﻞ اﻹﻋﺮاﺽ ﻋﻨﻪ ﻣﻦ ﺑﻌﺾ ﺷﻜﺮ ﻧﻌﻤﺔ اﻟﻠﻪ اﻟﺘﻲ ﺳﺎﻗﻬﺎ ﺇﻟﻴﻚ ﻭﺃﻧﻌﻢ ﺑﻬﺎ ﻋﻠﻴﻚ
“Maka jangan sampai Anda menjadikan anjing itu bernilai untuk dijawab. Tiap kali dia menggonggong kepada anda, maka acuhkan dia niscaya Anda akan merasa gembira dengan gonggongannya. Bergembiralah atas keutamaan yang Anda miliki berupa ilmu, iman dan petunjuk. Dan jadikanlah berpaling darinya sebagai bagian dari rasa syukur atas nikmat Allah yang Allah karuniakan dan anugerahkan kepada Anda.”[2]
Berikan Nasehat, doakan dan silahkan BLOKIR, jika dia muslim maka dia masih berhak mendapatkan doa kita
Kita doakan? Yang benar saja? Tetapi inilah contoh dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau sangat kasih sayang terhadap kaum muslimin. Beliau diusir dan dihinakan dari Thaif, tatkala ada tawaran untuk memusnahkan penduduk Thaif, tetapi beliau menolak dan bahkan mendoakan kebaikan penduduk Thaif. Akhirnya, doa beliau terkabul dan penduduk Thaif menjadi yang terdepan membela Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala pergi ke Thaif untuk berdakwah sekaligus meminta perlindungan kepada mereka dari tekanan kafir Quraisy setelah meninggalnya paman beliau Abu Thalib. Akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diusir dengan lemparan batu, caci-maki dan ejekan. Tubuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia sampai berdarah-darah. Perasaan beliau makin sedih karena saat itu tahun-tahun ditinggal juga oleh istrinya Khadijah radhiallahu ‘anha, pendukung dakwah beliau. Kemudian datanglah malaikat Jibril ‘alaihissalam memberi tahu bahwa malaikat penjaga bukit siap diperintah jika beliau ingin menimpakan bukit tersebut kepada orang-orang Thaif. Malaikat tersebut berkata,
يَا مُحَمَّدُ، فَقَالَ، ذَلِكَ فِيمَا شِئْتَ، إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمُ الأَخْشَبَيْن
“Wahai muhammad, terserah kepada engkau, jika engkau mnghendaki aku menghimpitkan kedua bukit itu kepada mereka”
Tapi apa yang keluar dari lisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ? doa kepada penduduk Thoif. Beliau berdoa,
بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلاَبِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ، لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
“Bahkan aku berharap Allah akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang akan menyembah Allah semata, tidak disekutukanNya dengan apa pun”[3]
Subhanallah, kita sangat jauh dari cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah. Dan terbukti doa beliau mustajab. Penduduk thoif tidak lama menjadi salah satu pembela islam dan mengikuti peperangan jihad membela islam.
Demikian semoga bermanfaat
@Laboratorium Klinik RSUP DR Sardjito, Yogyakarta tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
silahkan like fanspage FB , Follow facebook dan follow twitter
[1] Diwan As-Syafi’i, karya Yusuf Asy-Syekh Muhammad Al-Baqa’i
[2] Shawaiqul Mursalah 3/1158
[3] kisah yang panjang bisa dilihat di shahih Bukhari no. 3231