AdabBimbingan IslamFiqhMuamalah

Wanita Berhijab dan Perhiasan Malu

Ada yang berkata:
Sebelum kenal sunnah, aku kira cadar itu teroris
setelah kenal sunnah, aku yakin cadar itu sunnah
setelah kenal instagram, aku lihat belum tentu yang bercadar mengenal sunnah sepenuhnya

Maksud dari orang yang berkata di atas adalah mulai banyaknya oknum wanita yang berjilbab lebar dan bahkan bercadar, akan tetapi sering selfie dan upload foto mereka dengan jilbab lebar dan cadar di sosial media. Selfie dan video tersebut dengan gaya centil bahkan berlenggak-lenggok layaknya biduanita yang tidak kenal malu. Mereka sangat ingin eksis dan diperhatikan oleh manusia dengan cara yang tidak diperkenankan syariat.

Fungsi jilbab dan cadar adalah menutupi sebisa mungkin para wanita dari laki-laki, akan tetapi di sosial media laki-laki sangat mudah melihat.

Salah satu sunnah yang perlu diperhatikan oleh para wanita adalah wanita itu RASA MALU. Bukan maksudnya para wanita “malu-maluin” atau “malu yang terkungkung” dan tidak bisa berkreasi dan tidak bisa memberikan sumbangsih pada umat, akan tetapi malu yang menjaga kehormatannya.

Perhatikan bagaimana rasa malu wanita beriman di zaman dahulu. Ketika dua orang wanita di zaman Nabi Musa, dibantu oleh Nabi Musa untuk memberikan minuman pada ternak yang dibawa oleh dua wanita tersebut (karena ayah mereka sedang lemah, sehingga kedua wanita tersebut terpaksa yang mengembalakan ternak).

Kedua wanita itu tidak bisa berdesak-desakan dengan laki-laki untuk memberikan minum ternak pada satu sumber air. Akhirnya dibantu oleh Nabi Musa, kemudian kedua wanita itu kembali kepada nabi Musa untuk memberitahukan bahwa ayah mereka berdua ingin membalas kebaikan nabi Musa. Mereka berdua malu ketika akan berbicara dan datang kepada nabi Musa.

Allah berfirman,

ﻓَﺠَﺎﺀَﺗْﻪُ ﺇِﺣْﺪَﺍﻫُﻤَﺎ ﺗَﻤْﺸِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﺍﺳْﺘِﺤْﻴَﺎﺀٍ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﺇِﻥَّ ﺃَﺑِﻲ ﻳَﺪْﻋُﻮﻙَ ﻟِﻴَﺠْﺰِﻳَﻚَ ﺃَﺟْﺮَ ﻣَﺎ ﺳَﻘَﻴْﺖَ ﻟَﻨَﺎ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺟَﺎﺀَﻩُ ﻭَﻗَﺺَّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻘَﺼَﺺَ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﺎ ﺗَﺨَﻒْ ﻧَﺠَﻮْﺕَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡِ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ

“ Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan PENUH RASA MALU, ia berkata, ‘Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami .’” (Al Qashash : 25).

Karena malu, wanita tersebut menutup wajahnya. Umar bin Khattab mengatakan,

مستترة بكمّ درعها, أو بكمّ قميصها

“Gadis tersebut menutupi (wajahnya) dengan kain lengan baju atau dengan gamisnya.” (Tafsir At-Thabari)

Wahai para muslimah, kenakan rasa malu sebagai bentuk penjagaan terhadap kehormatanmu. Jangan sampai terkena sindiran “Jika tidak malu, berbuatlah sesukamu”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺇِﺫَﺍ ﻟَﻢْ ﺗَﺴْﺘَﺤْﻲِ ؛ ﻓَﺎﺻْﻨَﻊْ ﻣَﺎ ﺷِﺌْﺖَ

“Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu.” [HR. Bukhari]

Baca juga tulisan kami:

1. Selfie Cadar: Menutupi Tetapi Hakikatnya Ingin Dilihat
https://muslimafiyah.com/selfie-cadar-menutupi-tetapi-hakikatnya-ingin-dilihat.html

2. Foto Selfie Wanita Berhijab Bukan Sarana Untuk Berdakwah
https://muslimafiyah.com/foto-selfie-wanita-berhijab-bukan-untuk-berdakwah.html


@ Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button